Keong racun (Achatina fulica Bowdish) atau populer juga dengan nama bekicot adalah hewan bertubuh lunak dengan satu cangkang. Berjalan dengan menggunakan perutnya, disebut hewan gastropoda (gastro=perut, poda/podas=kaki).
Sering kita merasa jijik jika ada keong racun di halaman rumah. Memang hewan tersebut terkenal sebagai hama tanaman. Akan tertapi ternyata hewan berlendir ini juga memiliki manfaat.
Lendir bekicot dapat meningkatkan migarasi sel makrofag yang berperan penting dalam proses perbaikan jaringan luka (berbudi, 2008). Selain itu, lendir bekicot mengandung protein yang memiliki aktivitas antibakterial terhadap staphylococcus aureus (Rosyidi dkk, 2001) dan Pseudomonas aeruginaso (Sudiyono, 1992). Kedua bakteri tersebut merupakan bakteri penyebab nanah pada luka.
Berdasarkan kandungan-kandungan tersebut bakicot memiliki peran penting dalam memperceapat proses penyembuhan luka.
Walaupun keong racun dapat dimanfaatkan langsung, penanganan terhadap hewan tersebut tetap harus hati-hati. Bekicot sering kali membawa hewan lain pada tubuhnya atau berperan sebagai vektor dari angiostrongylus cantonensis. Cacing kecil ini dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia, yaitu meningitis, bila bekicot dimakan secara mentah/tidak dimasak secara benar. Oleh karena itu setiap bekicot yang akan dikonsumsi hendaknya direbus hingga benar-benar matang. Kontak langsung dengan mata, mulut dan hidung sebaiknya dihindari terutama pada anak-anak. Sebagai penanganan lain, mencuci tangan dengan bersih setelah melakukan kontak dengan bekicot juga sebaiknya dilakukan. (Ayu S. Nurinsiyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar