Jumat, 22 Mei 2009

Bank BUMN Siap Biayai Alutsista

22 Mei 2009, Bandung -- Wapres Jusuf Kalla (kiri) didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kanan) meninjau Interior dalam Panser APV 6x6 di PT PINDAD, Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/5). PT PINDAD telah menyelesaikan 85 buah Panser Pesanan Departemn Pertahanan dari 154 buah Panser, Dan sisanya akan diselesaikan hingga Akhir Desember 2009.Dengan menggunakan Produk dalam negeri Indonesia dapat menghemat untuk pembelian Alusista Pertahanan hingga 1,5 Triliun. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ss/nz/09)

22 Mei 2009, Jakarta -- Kementerian Negara BUMN menyatakan bank-bank BUMN siap membiayai pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista), jika ada jaminan dari pemerintah dalam APBN.

"Bank BUMN selalu siap membiayai pembelian alutsista, namun selama ini tidak didukung jaminan pemerintah," kata Sekretaris Menneg BUMN, Said Didu, di Jakarta, Jumat.

Pernyataan Said tersebut sekaligus membantah anggapan sejumlah kalangan bahwa sinergi BUMN terutama pada BUMN Industri Strategis tidak berjalan dengan baik.

Tidak adanya sinergi itu juga disebut-sebut menjadi salah satu penyebab jatuhnya pesawat Hercules baru-baru ini.

Menurut Said, selama ini dalam pengadaan alusista di Departemen Pertahanan pemerintah cenderung hanya membiayai barang atau senjata yang berasal dari impor.

"Produk (senjata) luar negeri umumnya dibiayai dalam janka panjang melalui APBN. Padahal senjata yang serupa dapat diproduksi di dalam negeri oleh BUMN Industri Strategis)," ujarnya.

BNI dan Mandiri misalnya, telah membiayai pengadaan sekitar 100 unit tank untuk kebutuhan militer. "Bahkan harganya setengah lebih murah dibanding produk impor dengan kualitas yang juga bagus," ujarnya.

Pesawat produksi Dirgantara Indonesia, kapal tanker dan kapal perang produksi PAL Indonesia serta senjata produksi Pindad, banyak dipesan negara lain. "Mengapa kita justru banyak memasoknya dari luar negeri," tegasnya.
(ANTARA News)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar