Sejumlah perwira siswa (pasis) Akademi Angkatan Laut (AAL) sedang melakukan latihan penerjunan tempur di Lanudal Juanda, Surabaya, Senin (4/5). Latihan yang diikuti sebanyak 42 pasis AAL itu untuk mendapatkan brevet marinir.
4 Mei 2009, Surabaya -- Surabaya - Sedikitnya 42 perwira siswa (pasis) Akademi Angkatan Laut (AAL) menerima brevet marinir setelah sebulan lebih menjalani latihan penerjunan tempur di Kolatmar Gunungsari, Lanudal Juanda, dan Perbukitan Raci, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Upacara penyematan brevet itu dipimpin langsung oleh Gubernur AAL Laksda TNI Moch. Jurianto, di selter Lanudal Juanda, Surabaya, Senin.
"Kami atas nama sivitas akademika AAL dengan penuh rasa bangga menyampaikan ucapan selamat atas keberhasilan para pasis AAL sebagai personel korps marinir," katanya.
Ia sangat bersyukur para pasis mampu menyelesaikan program pendidikan kualifikasi penerjunan di tiga tempat berbeda itu dengan selamat, aman, tertib, dan lancar.
"Selanjutnya, jadikan latihan ini sebagai bekal kalian dalam melaksanakan tugas menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini," kata Jurianto berpesan.
Dalam pelaksanaan latihan dan praktik penerjunan itu, para perwira muda korps marinir itu menjalankan materi pendaratan yang meliputi pendidikan jasmani dasar, teknik melipat dan mengepak parasut, teknik masuk pesawat, teknik keluar pesawat, teknik melayang dan mengemudi, teknik mengatasi seretan angin, dan teknik mendarat.
Selain itu mereka juga diwajibkan menjalankan praktik penerjunan meliputi teknik penerjunan lambat tanpa senjata, terjun lambat bersenjata, terjun cepat bersenjata, terjun malam, dan terjun siang.
Jurianto menjelaskan, Korps Marinir merupakan bagian integral TNI AL yang dituntut meningkatkan profesionalisme dan kemampuan dasar sebagai prajurit laut pasukan pendarat, termasuk melakukan penerjunan di berbagai medan operasi dalam memberikan dukungan terhadap berbagai macam operasi keamanan untuk melindungi, menjaga, dan mempertahankan kedaulatan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia dari berbagai macam ancaman.
"Latihan ini merupakan bekal awal. Nantinya akan dikembangkan lebih lanjut menjadi keterampilan khusus untuk melakukan berbagai macam penerjunan dalam mendukung tugas operasi tempur melalui media udara seperti 'haho hallo high altitude low opening', 'rubber duck operation', free fall (terjun intai), terjun tempur, terjun statis, dan terjun laut," katanya didampingi Kabag Penerangan AAL, Mayor Laut (Kh) Drs. Jamaluddin itu.
(Antara Jatim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar