Senin, 04 Mei 2009

Buku Putih Pertahanan Australia

Tajuk Rencana Kompas, 5 Mei 2009

F-35

Hari Sabtu (2/5) lalu Pemerintah Australia meluncurkan Buku Putih Pertahanan 2009, yang menarik untuk kita simak.

Dalam buku itu Pemerintah Australia menyatakan komitmen mempertahankan pertumbuhan riil belanja pertahanan 3 persen hingga tahun 2018. Dengan program pembangunan pertahanan, Angkatan Laut Australia pada tahun 2030 akan bisa menangkal ancaman dari laut dan udara yang berasal dari utara. AL Australia akan punya kapal selam dua kali lipat lebih banyak, yakni dari enam menjadi 12, lalu akan ada tiga kapal perusak baru, delapan fregat berukuran lebih besar dengan persenjataan lebih hebat, dan 24 helikopter tempur mutakhir.

Selain AL, modernisasi juga akan diperkuat dengan pembelian 100 jet tempur mutakhir buatan AS yang dikenal dengan nama Joint Strike Fighter F-35. Dengan kekuatan militer modern yang skalanya jauh lebih besar ini, Australia diyakini akan punya sistem penggentaran (deterens) kredibel, dan juga mempunyai kemampuan proyeksi kekuatan jauh lebih dalam di wilayah ini.

Tentu saja modernisasi ini akan menelan biaya puluhan miliar dollar AS. Di luar pertanyaan mengenai bagaimana strategi dirumuskan, dan awak untuk armada besar tersebut direkrut, ada pertanyaan yang lebih aktual. Ini terkait dengan kemampuan Australia untuk menopang pertumbuhan belanja pertahanan secara konsisten selama dua dekade mendatang, sementara situasi perekonomian dunia sedang dilanda krisis yang belum jelas ujungnya ini.

Setiap program pembangunan pertahanan satu negara lazim menimbulkan pertanyaan dari tetangga sekitar, tidak terkecuali program Australia. Namun Australia, seperti disampaikan Perdana Menteri Kevin Rudd dalam peluncuran Buku Putih, memasukkan apa yang berkembang di kawasan Asia Pasifik sebagai komponen realistis asumsi pertahanan Australia. Maka apa yang ingin dikembangkan Australia hingga dua dekade mendatang bisa dikatakan merupakan respons atas apa yang dipersepsikan negara itu mengenai Asia Pasifik dua dekade ke depan. Perkembangan militer China tampaknya termasuk yang menjadi faktor penting dalam perencanaan pertahanan Australia.

Kita menyadari, perkembangan politik di era yang diliputi ketidakpastian bisa memunculkan kejutan. Untuk itu, pertahanan memang harus dikembangkan secara terencana. Dalam kaitan ini, Australia termasuk beruntung karena masih bisa menyusun program yang tergolong ambisius. Kita, yang setiap kali harus menghadapi krisis ekonomi, sejauh ini belum berhasil menghasilkan program pembangunan pertahanan yang skalanya sepadan dengan tanggung jawab geografis dan aset yang ada di dalamnya. Ketika Australia menerbitkan Buku Putih Pertahanan kali ini, ada baiknya kita merefleksikan visi yang mendasarinya bagi kepentingan pertahanan kita sendiri.
(KOMPAS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar