Minggu, 22 Juli 2012

JAMES HOLMES: Sang Joker Yang Kesepian

TERBARU | NEWS - JAMES HOLMES: Sang Joker Yang Kesepian 

AURORA, COLORADO – Sosok James Holmes, tersangka penembakan saat pemutaran Batman-The Dark Knight Rises, masih meninggalkan banyak tanda tanya.
Saat menyerang korbannya, Holmes mengenakan baju antipeluru, dan mengecat merah rambutnya sebagai penghormatan terhadap karakter komik “The Joker”, yang tak lain dari musuh Batman.


Namun, itu semua belum menjelaskan sosok Holmes, 24, sesungguhnya. Apalagi kandidat doktor itu tidak meninggalkan cukup banyak jejak di dunia cyber saat ini begitu diwarnai budaya sosial media.

Holmes diidentifikasi tidak memiliki akun Facebook, Twitter atau pun LinkedIn.

Begitu pun tak ada informasi dari pemilik akun yang mengenal sosok Holmes.

Kondisi ini jelas menyulitkan penggambaran tersangka kejahatan keji tersebut dan membuat pelik upaya mengungkap motif di balik serangannya yang mematikan itu.

“Orang-orang menggunakan istilah “penyendiri” untuk menggambarkan dirinya dan itu bukanlah penggambaran yang utuh,” ujar seorang mahasiswa program doktoral University of Colorado Anschutz Medical Campus yang mengenal Holmes.

“Dia punya teman. Dia pendiam dan bersahaja, tapi kami semua memang begitu. Kami mahasiswa program doctoral. Tak ada cukup waktu untuk melakukan hal-hal lain,” ujar sumber yang tak bersedia disebutkan jati dirinya itu.

Holmes kini ditahan di tempat terpisah untuk melindunginya dari serangan tahanan lainnya. Ia dijadwalkan berada di pengadilan pertama kalinya pada hari Senin (23/7).

Tumbuh di San Diego, Holmes tercatat sebagai anggota tim soccer di sekolah menengah sebelum menjadi mahasiswa teladan di University of California, Riverside, di Southern California, di mana ia pada 2010 meraih gelar kesarjanaan di bidang ilmu syaraf (neuroscience).

Tahun lalu, ia masuk program doktoral untuk disiplin ilmu yang sama di University of Colorado Denver, namun kemudian ia mengundurkan diri.

Jurubicara universitas, Jacque Montgomery, menyebutkan bahwa Holmes adalah satu dari 6 mahasiswa program doctoral bidang neuroscience yang mendapat beasiswa dari The National Institutes of Health (NIH).

NIH adalah badan riset medis pemerintah AS yang memberikan dukungan kepada setiap studi ilmiah di bidang kesehatan.

Dana yang diberikan lembaga itu didedikasikan untuk mendukung “ ilmuwan dan akademisi neuroscience yang cemerlang yang akan memberikan sumbangan berarti bagi perkembangan neurobiologi,” ujar Montgomery.

Holmes tak memberikan alasan kepada pihak universitas saat menyatakan mundur dari program doctoral bulan lalu.

Pihak polisi kampus menyatakan tak pernah ada masalah selama Holmes berkuliah.

Satu dari sedikit jejak Holmes di dunia cyber hanyalah sebuah profil di laman kencan Adult Friendfinder.

Kepala Polisi Kota Aurora Daniel Oates menyebutkan Jumat bahwa penyidik tak mendapat banyak informasi berarti dari para tetangga tersangka.
“Dia tinggal sendiri dan selalu menyendiri,” ujar Oates.

Seorang pria yang tinggal di apartemen yang sama dengan tersangka mengaku kadang kala menyapa Holmes tapi tak pernah mendapat jawaban. (Reuters/sae)
kabar24.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar