F-16 TNI AU. (Foto: lanud-iswahjudi)
11 Juni 2011, Jakarta (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengemukakan, kegiatan pelanggaran wilayah baik di darat, laut maupun udara meningkat.
"Meski berdasar analisa intelijen dalam beberapa waktu ke depan tidak akan ada invasi terbuka, namun pelanggaran wilayah makin meningkat baik di darat, laut maupun udara," katanya, saat memimpin upacara serah terima jabatan Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) I di Jakarta, Sabtu.
Imam mengatakan, pelanggaran wilayah itu disertai dengan aksi pencurian sumber daya alam baik di darat maupun di laut.
"Pembalakan liar, pencurian ikan marak terjadi di wilayah kita. Karena itu. Berbagai bentuk pelanggaran wilayah disertai kegiatan ilegal seperti pencurian ikan tersebut dapat menjadi potensi konflik bagi dua negara atau beberapa negara," katanya.
Terkait itu, lanjut Imam, sebagai salah satu komando utama yang bertugas menegakkan kedaulatan di udara dan mendukung kedaulatan negara di laut dan darat, Koopsau I harus terus melaksanakan peran dan tugas pokoknya dengan maksimal.
Kasau mengakui, untuk melaksanakan peran dan tugas pokoknya secara maksimal masih terkendala terbatasnya tingkat kesiapan alat utama sistem senjata karena anggaran yang terbatas.
"Namun, bukan berarti dengan keterbatasan itu, jajaran Koopsau I tidak dapat melakukan tugas pokoknya dan perannya. Diperlukan manajemen yang baik yang dapat mensinergikan potensi SDM, alat utama sistem senjata dan lainnya," ujarnya.
Imam menegaskan, diperlukan kreativitas, inovasi yang realistis untuk menjalankan tugas pokok dan peran Koopsau I secara maksimal dihadapkan pada keterbatasan yang ada.
Koopsau I yang bermarkas komando di Jakarta menaungi 19 pangkalan udara atau lanud, tiga detasemen, dan 40 pos TNI AU. Wilayah tanggungjawabnya membentang dari Sabang hingga sebagian Kalimantan Tengah dan sebagian Jawa Tengah.
Sumber: ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar