Sejumlah anggota Unit Anti Teror Pasukan Khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, melakukan aksi ketangkasan stabo usai simulasi penumpasan separatis di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (17/6). Simulasi yang dilakukan pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir dan Kopaska tersebut, merupakan bagian dari HUT Ke-55 Penerbangan TNI AL. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/11)
17 Juni 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengakui kekuatan unsur Penerbangan TNI AL mengalami penurunan, seiring kondisi alat utama sistem senjata (alutsista) pendukung yang usianya semakin tua.
"Memang banyak alutsista Penerbangan TNI AL yang usianya sudah tua dan perlu direvitalisasi," kata Soeparno usai menjadi Inspektur Upacara Hari Penerbangan TNI AL ke-55 di Apron Hanggar Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Jumat.
KSAL mengibaratkan unsur penerbangan adalah mata, telinga, kaki, dan tangan dari TNI AL, sehingga apabila kondisinya tidak prima dan menurun akan turut memengaruhi kekuatan TNI AL.
Rencana peremajaan alutsista penerbangan, menurut Soeparno, sudah menjadi agenda Markas Besar TNI AL, tetapi dikhususkan pada peralatan pokok yang mendukung kegiatan operasi.
"Seperti helikopter rencananya akan ditambah dua unit lagi, pesawat angkut pasukan mungkin tiga atau empat unit dan pesawat lainnya," ujarnya.
Sejumlah anggota Unit Anti Teror Pasukan Khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, melakukan pembebasan sandera dalam bus saat simulasi di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (17/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/11)
Sejumlah anggota Unit Anti Teror Pasukan Khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, melakukan aksi ketangkasan mengendarai motor saat simulasi pembebasan sandera di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (17/6). Simulasi yang dilakukan pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir dan Kopaska tersebut, merupakan bagian dari HUT Ke-55 Penerbangan TNI AL. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/11)
Laksamana bintang empat itu menambahkan, alutsista Penerbangan TNI AL yang usianya sudah tua dan berisiko tinggi untuk dioperasikan akan dipensiunkan, sementara yang masih bisa difungsikan tetap dipelihara dan dibenahi.
Menurut KSAL, keterbatasan anggaran menjadi faktor utama dalam pengadaan alutsista penerbangan, tetapi hal itu tetap harus disikapi dengan arif dan tidak boleh menjadi penghambat dalam melaksanakan tugas pengamanan wilayah NKRI.
Soeparno mengatakan Penerbangan TNI AL pernah mengalami masa kejayaan di era tahun 1960-an dengan memiliki tujuh skuadron udara yang tangguh, di antaranya Skuadron Antikapal Selam, Skuadron Pembom dan Skuadron Pengangkut Pasukan.
Sumber: ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar