Denjaka. (Foto: marinir)
14 Oktober 2009, Jakarta -- TNI dan Polri terus berkoordinasi terkait 'pembagian tugas' penanganan teroris. Bila teroris sedang beraksi di tengah masyarakat, misalnya di perkotaan atau pemukiman, maka polisi yang turun tangan.
"Kalau ancaman teror di laut lepas, saya kira Denjaka (Detasemen Jalamangkara TNI AL) yang akan menindak," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 14 Oktober 2009.
Menurut Djoko, koordinasi TNI-Polri itu masih terus berlangsung. Sebenarnya, kata dia, TNI juga bisa melakukan pendeteksian, pencegahan penindakan hingga pembuinaan.
"Kalau ada pembajakan pesawat udara, tentunya TNI juga yang menindak, Tapi kalau bom yang kemarin itu kan berada di tengah-tengah masyarakat, sehingga penanganannya diserahkan kepolisian," ujar dia.
Saat ini, kerjasama bidang intelijen antara TNI-Polri masih terus dilakukan. TNI dan Polri juga kerap melakukan latihan bersama terkait pemberantasan teroris di Indonesia.
Ada kesan TNI tidak bisa mengatasi teroris? "Bukan bisa atau tidak bisa. Ini sensitif, ada aturan pembagian tugas, kalau di hotel terjadinya di tengah-tengah masyarakat, baru kepolisian," kata dia lagi.
VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar