Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno (2 kanan) bersama pengamat ekonomi Indonesia, Faisal Basri (2 kiri) dan Letjen TNI (Purn) Kiki Syanakri (kanan) melihat pameran foto usai pembukaan Apel Komandan Satuan TNI AL 2009, di Kobangdikal Bumimoro Surabaya, Selasa (27/10). Apel tersebut dimaksudkan untuk memberi pembekalan atau pedoman kepada seluruh Komandan Satuan Operasional dan Komandan Pangkalan TNI AL, dalam rangka menyamakan persepsi tentang kebijakan pemimpin TNI AL. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/ss/nz/09)
27 Oktober 2009, Surabaya -- Surabaya - Jajaran TNI Angkatan Laut siap membantu aparat kepolisian dalam penanganan masalah terorisme yang beberapa waktu terakhir terjadi di Indonesia.
Hal itu ditegaskan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno selepas membuka dan memberi pembekalan tertutup pada Apel Komandan Satuan TNI AL tahun 2009 di Surabaya, Selasa.
Ia mengakui penanganan masalah terorisme memang menjadi kewenangan lembaga kepolisian, namun jajaran TNI sebagai komponen utama pertahanan negara, juga bisa berperan mendukung kegiatan tersebut.
"Itu sesuai amanat UU Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI. Dalam hal ini, jajaran TNI AL siap membantu dan proaktif mendukung penanganan masalah terorisme. Tentu melalui kerja sama dengan Polri," katanya.
Menurut KSAL, TNI AL dan Polri berencana menggelar latihan bersama dan terpadu soal penanganan terorisme dengan melibatkan masing-masing personel.
Masalah terorisme juga menjadi salah satu topik bahasan dalam kegiatan Apel Komandan Satuan yang diikuti lebih kurang 660 orang petinggi TNI AL dari unsur Komandan Satuan Operasional dan Komandan Pangkalan TNI AL.
Dalam kegiatan yang rencananya berlangsung selama dua hari tersebut, Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri Komjen Pol Susno Duadji, diundang khusus untuk memberikan paparan langsung mengenai terorisme di hadapan petinggi TNI AL.
"Kegiatan Apel Komandan Satuan ini bertujuan menyamakan persepsi dari pimpinan tingkat atas hingga bawah, mengenai berbagai hal, terutama menyangkut kebijakan TNI AL agar dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari koridor yang telah ditetapkan," kata KSAL.
Selain terorisme, materi pembekalan lain yang diberikan, antara lain soal nilai-nilai kejuangan dan bela negara, lingkungan strategis,
perkembangan pembangunan militer kawasan, prospek ekonomi ke depan, dan hukum humaniter.
Pembicara yang memberikan pembekalan kepada petinggi TNI AL tersebut, antara lain mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri, pengamat ekonomi Dr. Faisal Basri, dan pengamat militer Dr. Andi Wijayanto, MSc.
ANTARA JATIM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar