Syaifudin Zuhri dan Mohamad Syahrir tewas dalam pengrebekan di rumah kos. (Foto: detikFoto/Andi Saputra)
9 Oktober 2009, Jakarta -- Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Polisi Nanan Soekarna, mengatakan bahwa pihaknya belum memastikan identitas dua orang teroris yang tewas dalam penggerebekan oleh Tim Densus 88 Antiteror di Kota Tangerang Selatan, Banten, Jumat Siang.
Kepada pers di Jakarta, Jumat sore, Nanan mengatakan pihaknya menduga kuat keduanya adalah Syaifudin Zuhri bin Djaelani alias Udin alias Soleh, dan Mohamad Syahrir alias Aing (41).
Nanan yang didampingi Kabid Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Ketut Untung Yoga mengatakan pihaknya akan memastikan identitas kedua orang yang tertembak tersebut setelah melihat hasil pemeriksaan forensik oleh Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Mabes Polri pada jenazah keduanya di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Dua orang DPO itu sudah diintai polisi 5 hari yang lalu. (Foto: detikFoto/Andi Saputra)
Iring-iringan mobil jenazah keluar dari lokasi pengrebekan. (Foto: detikFoto/Andi Saputra)
Lebih lanjut dia menjelaskan, aparat terpaksa menembak mati dua orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) polisi tersebut dalam penggerebekan di Jalan Semanggi II RT02/RW03, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten pada Jumat pukul 11.15 WIB.
Polisi, kata dia, terpaksa mengeluarkan tembakan karena keduanya mengancam petugas dengan melempar tiga buah bom ke arah petugas.
Ia menambahkan, dalam penggerebekan itu polisi juga berhasil menemukan tujuh buah bom ketika menggeledah kamar yang ditempati pelaku.
Selain menembak dan mengamankan bom yang ditemukan, lanjut dia, Tim Densus 88 Antiteror sebelumnya juga berhasil menangkap satu orang berinisial FR yang diduga terkait dengan pelaku.
Terkait dengan kronologis seluruh penggerebekan, Nanan mengatakan saat ini pihaknya belum bisa memberikan penjelasan rinci.
"Kami tidak bisa menjelaskan secara rinci sekarang, penjelasannya akan dilakukan hari Senin (12/10), sekaligus menunggu hasil pemeriksaan forensik," katanya.
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar