Kapal selam kelas Kilo buatan Rusia idaman TNI AL tertunda lagi masuk jajaran armada TNI AL. (Foto: naval-technologi.com)
4 Oktober 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan, kontrak pengadaan dua kapal selam baru ditunda setahun, dari semula 2010 menjadi pada 2011.
"Dengan begitu, dua kapal selam baru akan memperkuat Indonesia pada 2012 atau 2013," katanya, kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.
Ia mengemukakan, anggaran yang terbatas membuat pihaknya harus melakukan skala prioritas tinggi dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan.
Berbagai bencana alam yang melanda negeri ini, mengharuskan pemerintah untuk memfokuskan diri pada pembangunan infrastruktur dan pengentasan kemiskinan pada 2009-2010.
Terkait itu, meski terjadi kenaikan anggaran pertahanan menjadi Rp40,7 triliun pada 2010, namun Departemen Pertahanan dan Mabes TNI sepakat untuk tidak dulu mengadakan sistem persenjataan pemukul (strike force) melainkan pesawat, kapal, dan kendaraan angkut.
"Pesawat, kapal dan kendaraan angkut sangat dibutuhkan saat ini tidak saja untuk mobilitas pasukan TNI ke lokasi bencana tetapi juga untuk mengangkut logistik prajurit, dan bantuan sosial ke lokasi bencana. Jadi, kita tunda dulu alat utama sistem persenjataan strategis seperti kapal selam," tuturnya.
Saat ini, Departemen Pertahanan masih menggodok pengadaan dua kapal selam baru bagi TNI Angkatan Laut. Dari lima perusahaan dari lima negara, kini telah terjaring dua negara yakni Rusia dan Korea Selatan.
"Meski penandatanganan kontraknya di tunda, namun segala proses pengadaannya terus berlanjut hingga saat hari penentuan kami juga benar-benar matang dan yakin atas pilihan produk yang akan digunakan," kata Juwono.
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar