KRI Diponegoro 365.
3 Oktober 2009, Salamina -- Dubes RI di Athena, Ahmad Rusdi beserta staf melepas KRI Diponegoro 365 meninggalkan Pangkalan Angkatan Laut Yunani di Pulau Salamina untuk berlayar melanjutkan misi perdamaian di Libanon, Jumat.
KRI Diponegoro bernomor lambung 365 yagn diawaki 100 perwira, bintara, dan tamtama TNI AL merupakan bagian dari Kontingen Garuda XXVIII-A tergabung dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) UNIFIL mengemban misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan selama enam bulan.
Sekretaris Kedua Ekonomi KBRI Athena, Widya Sinedu, kepada koresponden Antara London, Sabtu mengatakan KRI Diponegoro yang dikomandani Letkol Laut Arsyad Abdullah, melakukan perbaikan akibat permasalahan teknis di Pulau Salamina, Yunani.
Seperti dilansir Antara, KRI Diponegoro di bawah Comander Task Force (CTF 448), menurut rencana akan kembali di Indonesia 20 November mendatang setelah menyelesaikan tugasnya 18 Oktober. Selain KRI Diponegoro, negara lain yang tergabung dalam CTF 448 dan mengirimkan kapal perangnya di Libanon, antara lain Belgia, Italia, Jerman, Perancis, Spanyol, Turki, dan Yunani.
Menurut Widya Sinedu, para perwira, bintara dan tamtama merasa senang dan bangga dapat melanjutkan misi perdamaian, walaupun harus meninggalkan kota Athena yang penuh kenangan. Selama hampir sebulan di Yunani, para awak merasa terkesan dengan sambutan Dubes dan Ny Ahmad Rusdi serta jajaran KBRI Athena yang berkunjung ke kapal dan saat bulan ramadhan ikut menemani berbuka puasa di galangan kapal Hellenic Shipyard.
Bagi awak KRI Diponegoro berada jauh dari keluarga dan berbulan-bulan di laut, setiap undangan dan ajakan berbuka puasa bersama menjadi suatu kegiatan menyenangkan sekaligus menjadi sarana refreshing.
Saat merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama masyarakat Indonesia, komandan kapal asal Makasar menjadi Imam dan Khotib Idul Fitri. Sedangkan mereka yang beragama nasrani dengan ditemani staf KBRI mengikuti misa di Gereja.
Para anggota misi perdamaian itu juga merasa bangga mendapat kepercayaan mendukung penyelenggaraan Resepsi Diplomatik Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-64 di Wisma Duta. Kehadiran mereka dengan seragam lengkap memberikan nuansa baru dan mendapat pujian dari para tamu yang hadir.
Seluruh staf KBRI termasuk anggota Dharma Wanita merasakan manfaat kehadiran mereka karena diberi kesempatan untuk dapat melihat dan mengunjungi salah satu armada moderen dan canggih dimiliki TNI AL. Dalam pesan perpisahannya, komandan kapal menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan KBRI Athena selama di Yunani.
Seluruh awak merasa senang dan terkesan atas sambutan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh KBRI, ujarnya. Sementara itu, Duta Besar Ahmad Rusdi menyampaikan harapan dan doa agar misi perdamaian dapat terus dilanjutkan demi mengharumkan nama bangsa dan negara di forum internasional.
KRI Diponegoro merupakan salah satu dari empat korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) yang dibeli Pemerintah Indonesia dari perusahaan galangan kapal Schelde Naval Shipbuilding Belanda pada tahun 2004. Kapal dengan panjang geladak utama 90 meter dan lebar 12,2 meter serta tinggi 8,2 meter itu tiba di Indonesia pada 31 Agustus 2007.
Kapal dengan kecepatan jelajah 25,2 knot atau setara dengan 40 kilometer per jam itu, dilengkapi senjata anti serangan udara, anti kapal atas air, anti kapal selam dan perang elektronika.
Kapal juga dilengkapi peralatan tempur standar seperti radar, antilacak sinyal dan cek otomatis kerusakan. Kemampuan teknis bentuknya dirancang secara fleksibility dan affordability sebagai Naval Patrol Vessel, mampu menembus segala cuaca.
Kapal ini memiliki daya dorong 2x7400 hp untuk mengemban misi perdamaian PBB di Lebanon, KRI Diponegoro membawa satu helikopter BO-105 NV-414. Kecanggihan peralatan tempur KRI Diponegoro diakui Angkatan Laut Yunani pada saat KBRI mengadakan dialog dengan mereka di Pangkalan Pulau Salamina seusai melepas keberangkatan kapal.
tvOne
Tidak ada komentar:
Posting Komentar