PT Pindad menyerahkan 20 panser kepada Departemen Pertahanan (Dephan) di PT Pindad Bandung, Jabar, Jumat (27/2). Panser Anoa 6x6 ini akan diserahkan kepada Mabes TNI untuk kebutuhan pasukan TNI AD. Lima Panser bercat putih akan digunakan pasukan perdamaian Indonesia di Libanon. (Foto: fotoDetik/Ramadhian Fadillah)
3 Juli 2009, Bandung -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri acara penyerahan 40 unit Panser APS buatan PT Pindad kepada Departemen Pertahanan RI, Minggu (5/7).
Penyerahan 40 Panser buatan putra-putra Indonesia itu akan dilakukan di Hanggar CN-235 PT Dirgantara Indonesia Jalan Padjadjaran Kota Bandung
Selain Presiden juga akan hadir Menteri Pertahanan, Menteri Riset dan Teknologi serta Menteri BUMN maupun para pejabat terkait lainnya.
"Selain penyerahan Panser buatan Pindad, juga digelar pameran `Gelar Teknologi Hankam`. Lokasinya di kawasan PTDI," kata Kepala Humas PTDI, Rokhendi Triyatna, di Bandung, Jumat.
Dalam pameran itu, akan digelar berbagai perlengkapan dan alat pertahanan serta teknologi pertahanan seperti pesawat terbang buatan PTDI, pesawat CN-235 dengan varian andalannya CN 235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA), hovercraft, torpedo dan lainnya.
Sedangkan dari PT Pindad, selain panser, juga akan dipamerkan berbagai produk dan teknologi militer dari persenjataan, suku cadang kendaraan militer dan lainnya.
Pameran juga akan mengetengahkan teknologi komunikasi dan informasi kemiliteran serta produk-produk lain yang terkait pertahanan dan keamanan.
Penyerahan panser produk PTDI, merupakan penyerahan tahap kedua dari total pesanan sebanyak 154 panser. Tahun 2008, telah diserahkan 20 unit panser ke Departeman Pertahanan, dan 40 unit lainnya menyusul diserahkan dari PT Pindad ke Dephan pada Minggu.
Kontrak pesanan 154 panser itu senilai Rp1,127 triliun. Pesanan itu antara lain untuk panser jenis APS 6x6 dan empat panser pengintai.
Pesanan panser oleh TNI itu, kata Rokhendi, merupakan salah satu upaya mendorong optimalisasi penggunaan produk-produk dalam negeri serta menghidupkan BUMN strategis.
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar