Jumat, 05 Maret 2010

Tiga Negara Tingkatkan Keamanan di Selat Malaka


05 Maret 2010, Jakarta -- Tiga negara pantai masing-masing Indonesia, Malaysia dan Singapura meningkatkan pengamanan di Selat Malaka menyusul indikasi ancaman terorisme terhadap kapal-kapal tanker yang melintasi selat tersebut.

Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI Marsetio di Jakarta, Jumat, mengatakan, tiga negara termasuk Thailand telah memiliki kerja sama patroli terkoordinasi untuk mengamankan selat terpadat di dunia itu.

"Kita memiliki kepentingan yang sama dengan sejumlah negara untuk mengamankan Selat Malaka itu," katanya, usai memimpin upacara serah terima jabatan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) III Jakarta.

Ia menambahkan, keempat negara terus melakukan koordinasi untuk melakukan pengamanan di Selat Malaka baik dalam bentuk patroli bersama di laut maupun udara.

Sebelumnya, Asosiasi Perkapalan Singapura memperingatkan indikasi ancaman terorisme terhadap kapal-kapal tanker yang melintasi Selat Malaka. Berdasar indikasi tersebut, angkatan laut tiga negara telah meningkatkan pengamanannya di selat sepanjang 500 mil tersebut.

Patroli terkordinasi antara empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand di Selat Malaka, telah terbukti berhasil menekan angka kejahatan laut di wilayah perairan tersebut hingga 70 persen.

AL Benarkan Ancaman Terorisme di Selat Malaka

Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI SM Dorojatun membenarkan informasi mengenai ancaman terorisme di Selat Malaka.

"Kita terima informasi itu, sekitar dua hari yang lalu," kata Dorojatun usai serah terima jabatan Komandan Lanal Batam, Jumat.

Ia mengatakan informasi itu diterima dari AL Singapura dan Pasintel AL, yang bekerja bersama-sama.

Kelompok teroris diindikasikan akan membajak kapal tanker yang berlalu-lintas di Selat Malaka.

Meski begitu, ia mengatakan masyarakat tidak perlu panik dengan peringatan tindakan terorisme tersebut.

"Itu baru informasi, belum jelas pasti," kata dia.

TNI AL, kata dia, akan lebih waspada dalam operasinya di laut. Namun, tidak akan menambah jumlah personel penjagaan di Selat Malaka.

"Kita alert. Konsentrasi ditingkatkan," kata dia.

Saat ini, sebanyak 12-15 kapal TNI AL beroperasi di Selat Malaka, mulai dari Sabang hingga Natuna. Kapal-kapal tersebut akan dioptimalkan untuk menjaga perairan Selat Malaka, terkait informasi ancaman yang diterima.

Di tempat yang sama Direktur Polisi Air Polda Kepulauan Riau AKBP Yassin Kosasih juga membenarkan menerima peringatan kemungkinan tindakan terorisme di Selat malaka.

"Kita terima dua hari yang lalu," kata dia.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, kata dia, Polair menempatkan empat orang anggota Densus 88, enam orang anggota brigade bermobil dan 21 orang anggota Polair dalam kapal patroli 364 milik Polair.

"Anggota densus, juga dilengkapi sniper, untuk antisipasi saja," kata dia.

Namun, kata dia, masyarakat dan pemilik kapal yang lalu lalang di Selat Malaka tidak perlu panik.

ANTARA News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar