Personel Densus 88 melumpuhkan salah satu anggota teroris, saat simulasi penanganan aksi terorisme, di Semarang, Jateng, Sabtu (20/3). Simulasi melibatkan personel dari TNI dan Polri yang bekerjasama dalam menangani aksi terorisme. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/10)
20 Maret 2010, Semarang -- Seorang anggota pasukan Penanggulangan Teror (Gultor) terjatuh dalam simulasi antiteroris yang digelar dalam Latihan Gabungan TNI-Polri yang digelar di Lapangan Simpang Lima Semarang, Sabtu (20/3) pagi tadi. Anggota Gultor yang berasal dari Batalyon Infanteri 400 Raider itu terjatuh saat terlepas dari tali saat proses repling infiltrasi dari lantai 8 Hotel Ciputra, Semarang. Anggota pasukan yang belum diketahui namanya itu langsung ditolong sejumlah anggota Gultor lainnya dan dibawa ke mobil ambulans meninggalkan lokasi simulasi.
Dari pantauan Wawasan di lokasi kejadian, senjata MP 5 yang disandang anggota anti teror tersebut juga terberai. Langkah reaktif dilakukan dengan memboyong anggota tersebut ke dalam ambulans yang sedianya telah dipersiapkan untuk kepentingan simulasi.
Hingga berita ini diturunkan, simulasi antiteror yang dilaksanakan oleh tim gabungan TNI-Polri ini masih berlangsung di Simpang Lima. Simulasi tersebut menurunkan Densus 88 Antiteror Polda Jateng, Yonif 400 Raider serta instansi terkait. Melalui komando yang disusun, kedua tim dijalin untuk menumpas teroris.
Simulasi penanggulangan teror itu digambarkan dengan adanya aksi penyanderaan dan penguasaan Hotel Ciputra, Semarang. Teroris yang terdiri dari 20 orang, mengawali aksinya dengan melakukan penembakan secara acak dan meledakkan bom. Kondisi tersebut ditanggapi secara sigap oleh Polwiltabes Semarang yang berkoordinasi dengan Kodim 0733 BS Semarang.
Dalam aksinya, para teroris melukai bahkan tak segan-segan membunuh korban. Kontan saja, Tim Densus 88 dan Sat Gultor, diterjunkan untuk melakukan infiltrasi dan penetrasi di lokasi kejadian. Dengan menenteng senjata lengkap, seperti MP 5, senjata PJD Daewoo, dan SS R, dan MP 4, kedua tim mengepung dari darat dan udara.
Satu Tim Gultor diterjunkan ke atap hotel dengan teknik fast troop. Tim ini kemudian menggunakan teknik rapling (merayap di tembok), untuk bersiap menjebol jendela. Satu tim yang berada di sisi hotel tengah siaga bergantung di tembok dengan menenteng bom bletching, untuk membuyarkan pertahanan musuh.
Dua arah
Sementara dua tim lain, bersama dengan tim dari Densus 88, merapat dengan mengendari kendaraan PJD dan menepung pintu masuk hotel. Infiltrasi dilakukan, teroris dibekuk dari dua arah, dari bawah dan dari lantai depan. Empat teroris ditembak mati, empat luka-luka, dan 12 lain berhasil ditangkap.
Petugas juga menemukan sejumlah bom yang diletakkan di mobil yang berada di hotel. Setelah berhasil diamankan dengan teknik riogging, bom kemudian didistotalisasi.
Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo mengatakan, latihan bersama ini merupakan langkah siap siaga menghadapi aksi terorisme yang terus berkembang. Ia mengatakan, perkembangan aksi teror semakin hari semakin meningkat, sehingga diperlukan langkah antisipasif, di antaranya dengan mengadakan latihan ini.
"Apalagi di Jateng, banyak warga sini yang dikader sebagai teroris. Karena pada dasarnya orang Jateng mempunyai sifat lemah lembut sehingga tidak mencurigai jika ada orang-orang baru, dan mudah menerima ajakan mereka," kata Kapolda.
WAWASAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar