Rabu, 17 Maret 2010
RI Tak Khawatir Sikap AS Terkait Kopassus
17 Maret 2010, Jakarta -- Indonesia tidak khawatir dengan sikap Amerika Serikat yang belum memberikan kepastian tentang program pendidikan dan latihan bagi anggota Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) yang terhenti sejak negara itu memberlakukan embargo militer pada 1999.
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Rabu mengatakan, Kopassus tetap dapat mengikuti latihan dan pendidikan dengan negara lain, seperti Australia.
"Jadi jangan berpandangan secara sempit atau hanya sebatas kerjasama latihan Kopassus. Tapi konteks kerjasama AS dan Indonesia yang lebih besar," tegasnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, Amerika Serikat mengisyaratkan mencabut larangan pelatihan bagi prajurit Kopassus.
Ia mengemukakan, kemungkinan pendidikan dan latihan bagi prajurit Kopassus di AS akan dimulai pada 2011. "Ya kita tunggu saja proses tindaklanjutnya," ujar Djoko.
Kopassus menjalin kerja sama pendidikan dan latihan dengan sejumlah negara seperti AS. Namun, kerja sama itu terhenti, menyusul embargo militer yang diterapkan AS terhadap Indonesia pada 1999.
Bahkan setelah AS mencabut embargo militernya terhadap Indonesia pada November 2005, pelatihan dan pendidikan bagi Kopassus masih belum diberikan pihak negara Paman Sam itu.
Padahal, pascapencabutan embargo militer itu, AS telah membuka kembali kerja sama "International Military Education and Training" (IMET), "Foreign Military Sales" (FMS), "Foreign Military Financing" (FMF), maupun "Defence Export" dengan Indonesia.
Terkait itu, awal pekan bulan ini Indonesia mengirimkan tim ke AS untuk menjajaki kembali kemungkinan prajurit Kopassus kembali berlatih di AS. Tim terdiri atas unsur Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan Mabes TNI.
ANTARA Jateng
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar