Peresmian KRI Banjarmasin LPD pertama dari dua yang dibangun di PT. PAL Indonesia, LPD kedua diberi nama KRI Banda Aceh. Dua LPD dibangun di Korea Selatan, KRI Surabaya dan KRI Makassar.
17 Desember 2009, Surabaya -- Asisten Perencanaan (Asrena) Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muda TNI Mochamad Jurianto menegaskan bahwa TNI AL setidaknya membutuhkan 151 kapal perang atau KRI (Kapal RI) untuk mengamankan seluruh wilayah Nusantara.
"Kami sudah mempunyai sejumlah kapal perang, pesawat udara (pesud), dan kendaraan tempur (ranpur), tapi mayoritas sudah berusia 26 tahun lebih," katanya ketika mewakili KSAL Laksamana Madya Agus Suhartono dalam seminar di ITS Surabaya, Kamis.
Di hadapan peserta Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan (SENTA) yang digelar rutin setiap tahun itu, ia mengatakan 151 kapal perang, 54 pesud, dan 310 ranpur merupakan kebutuhan minimal bagi alat sistem utama senjata (alutsista) TNI AL.
"Karena keterbatasan anggaran negara, maka kami menargetkan kebutuhan itu dalam 10-15 tahun, namun kami akan tetap merencanakan tiga cara dalam jangka pendek yakni penambahan baru sesuai kemampuan anggaran, menghapus alutsista yang tua atau membahayakan, dan memodernkan (modernisasi)," katanya.
Terkait penambahan alutsista baru itu, katanya, KSAL sudah mencanangkan korvet nasional dalam beberapa tahun ke depan, kemudian melakukan pemodernan kapal perang.
"Kalau alutsista tua itu membutuhkan biaya perawatan yang mahal, karena itu pimpinan akan melakukan pemodernan, di antaranya memodernkan kapal selam yang akan dilakukan di Korea selama 1-2 tahun dengan melakukan kerja sama alih teknologi," katanya.
Menurut dia, alih teknologi itu merupakan hal penting untuk mewujudkan kemandirian persenjataan militer dalam jangka panjang, sekaligus mewujudkan kedaulatan negara.
"Kalau kita beli korvet ke Belanda, maka kita akan sangat tergantung pada suku cadang dari mereka, karena itu indutsri pertahanan nasional kita harus dimandirikan," katanya.
ANTARA JATIM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar