KRI Banjarmasin kapal jenis LPD pertama dibangun di PT. PAL Indonesia. (Foto: PAL Indonesia)
20 Desember 2009, Jakarta -- PT Perusahan Pengelola Asset (PPA) segera mencairkan pinjaman untuk membantu mengatasi kesulitan modal kerja PT (Persero) PAL, khususnya dalam penyelesaian pesanan kapal. Menteri Keuangan dan Menteri Negara BUMN menyetujui pencairan pinjaman 25,6 juta dolar AS dan Rp 193,37 milliar.
Sekretaris perusahaan PPA, Renny O. Rorong pada keterangan persnya di Jakarta, Minggu (20/12), mengatakan, pihaknya ditugasi pemerintah untuk merestrukturisasi dan merevitalisasi BUMN pembuat kapal tersebut. Renny Rorong menilai PAL merupakan BUMN yang prospektif mengingat potensi yang dimilikinya, terutama sumber daya manusianya yang handal.
Hal ini, lanjut dia, tercermin dari besarnya pesanan yang diterima, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pesanan kapal kepada PAL juga meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan alutsista dari Dephan dan TNI yang dapat memberikan kelangsungan produksi PAL.
Oleh karena itulah, kata dia, pemerintah telah menugasi PPA, BUMN yang dibentuk Pemerintah untuk merevitalisasi dan merestrukturisasi BUMN, melakukan penyehatan kembali PAL yang memiliki nilai strategis di bidang pertahanan. Langkah penyehatan yang diambil PPA adalah dalam bentuk pemberian pinjaman dan pengawalan atas proses restrukturisasi dan revitalisasi seperti yang diamanatkan pemerintah kepada PPA.
Menurut Renny, pinjaman ini bersifat komersial yang berdasarkan kajian, bahwa PAL akan dapat melunasi utang pada 2018. Pinjaman itu terdiri atas 25,6 juta dolar AS untuk penyelesaian pembangunan 10 kapal dan Rp 194,37 miliar untuk pembiayaan restrukturisasi korporasi. Dengan pembiayaan itu, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, mengharapkan PAL dapat lebih fokus dan efisien dalam menjalankan operasionalnya sesuai potensi yang dimiliki untuk menyongsong masa depan sebagai salah satu industri strategis di bidang pertahanan.
Atas langkah penyehatan itu, pihaknya mengharapkan proyeksi EBITDA (earning before interest, tax, devaluation, amortization, atau pendapatan sebelum pengenaan bunga, pajak, dan amortisasi) positif PAL dapat tercapai pada tahun 2010 dan mulai membukukan laba pada 2011, serta arus kas membaik pada 2013, sehingga PAL akan mampu melakukan pembayaran kepada PPA dan kreditor lainnya.
Selain restrukturisasi dan revitalisasi PAL oleh pemerintah melalui PPA, sebelum tutup tahun 2009, PPA meyakini dapat menyelesaikan proses penyehatan PT Waskita Karya (Persero).
Saat ini, PPA telah ditugasi Pemerintah menangani penyehatan sekitar 14 BUMN yang mengalami masalah baik keuangan dan operasional.
SURYA Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar