Sabtu, 05 Desember 2009

Timor Leste-RI Bangun Marka Batas Wilayah


5 Desember 2009, Kupang -- Pemerintah Timor Leste dan Indonesia akan membangun kembali marka batas wilayah antarkedua negara yang telah roboh.

"Konsul Timor Leste telah menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang untuk membangun kembali marka batas kedua negara," kata Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Kupang Petseraen Amtiran, di Kupang, Sabtu (5/12).

Hal itu disampaikan langsung oleh Konsulat Timor Leste untuk NTT Caetano Guterres, saat menggelar pertemuan dengan Bupati Kupang, Jumat (4/12).

Pada kesempatan itu, katanya, Konsul Timor Leste mengatakan, persoalan batas Negara antara Timor Leste-Indonesia di wilayah Naktuka, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang merupakan program prioritas kedua negara untuk menyelesaikan batas wilayah antarkedua negara.

Pembangunan tapal batas diharapkan selesai pada 2010 mendatang, sehingga aktivitas pada lokasi-lokasi yang telah disepakati dapat berjalan.

Pada saat survei marka batas, katanya, juga melibatkan tim kerja dari Timor Leste, sehingga Pemerintah Timor Leste juga mengetahui tentang batas-batas wilayah tersebut.

Pada zaman dulu bekas tembok yang rusak dan roboh akan diperbaiki kembali dengan harapan tahun 2010 marka batas tersebut selesai dikerjakan.

Walaupun batas wilayah antara kedua negara sudah sah, namun tidak akan membagi dan memutuskan hubungan persaudaraan antara warga kedua negara.

"Mereka menganggap kita tetap saudara atau kakak dari Timor matahari terbit (Maun husi Timor Lorosae) dan adik yang ada di Timor Helong matahari turun (Alin iha Helong Loron Monu)," katanya.

Pemerintah Timor Leste juga berharap agar warganya yang hidup di sepanjang perbatasan kedua negara yang kesulitan mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat membeli BBM di wilayah Indonesia, karena terkadang ingin membeli minyak tanah satu liter harus kembali ke ibu kota Distrik Oeccuse.

"Konsul meminta agar warga Timor Leste di perbatasan bisa membeli BBM di wilayah Indonesia, sehingga bisa hidup seperti dulu sebagai sudara secara kawin-mawin maupun adik-kakak," katanya.

Konsul Timor Leste juga, tambahnya, meminta bantuan dari Gubernur NTT, Kapolda, Danrem dan Bupati Kupang, sehingga warga Timor Leste tidak merasa asing di NTT.

"Dia mengaku sangat bersyukur dengan bantuan yang diberikan oleh pemerintah daerah, sehingga tidak merasa terganggu selama berada di NTT," katanya.

MEDIA INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar