Pasukan infanteri Jerman berbaris memasuki wilayah Polandia pada awal September 1939. Jerman menginvasi Polandia yang menyulut pecahnya Perang Dunia II. (Foto: KOMPAS/Getty Images/Hulton Archive)
1 September 2009 -- Upacara peringatan 70 tahun Perang Dunia ke 2 digelar di dekat kota Gdansk, Polandia, dengan dihadiri oleh sekitar 20 pemimpin dunia.
Presiden Polandia, Lech Kaczynski, membuka upacara dengan pidato tentang yang disebutnya sebagai pendudukan Polandia yang tragis oleh Nazi setelah kekalahan militer Polandia.
Dia mengatakan sekitar 6 juta penduduk Polandia --setengah diantaranya adalah warga Yahudi-- tewas dalam pendudukan Nazi itu.
Sementara sebelumnya, Selasa dini hari, berlangsung upacara yang menandai tembakan pertama dari kapal perang Jerman ke pelabuhan di Polandia Tahun 1939, yang kemudian memicu Perang Dunia ke 2.
Lech Kazcynski juga mengenang pembunuhan massal Katyn, ketika 20.000 aparat Polandia dibunuh oleh pasukan Uni Soviet, yang disebut sebagai tindakan kebangsaan dan balasan atas kemerdekaan Polandia.
"Apa persamaan antara holokos yang dilakukan Nazi Jerman dan Katyn? Yahudi dibasmi karena mereka Yahudi. Aparat Polandia dibasmi karena mereka aparat Polandia," katanya.
Dia mengatakan Rusia juga bertanggungjawab atas perang dengan mengatakan bahwa negaranya 'ditikam dari belakang.
Seruan melangkah maju
Pidato itu agaknya membuat posisi Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin --yang hadir dalam acara ini-- menjadi tidak nyaman.
Hubungan Polandia dan Rusia memang terganggu dengan penafsiran yang berbeda atas pemicu Perang Dunia ke 2.
"Memang dalam sejarah ada masalah antara kita, dan ini harus dibicarakan dan dianalisa dengan hati-hati," kata Putin dalam konperensi pers sebelum upacara berlangsung.
"Dengan mengetahui sejarah dan tujuannya serta tidak memaksakan pandangan masing-masing, kita pasti akan bisa melupakan masalah di masa lalu untuk bekerjasama memecahkan masalah yang menghadang di masa depan," tambahnya.
Pengadilan Rusia sudah memutuskan bahwa peristiwa Katyn tidak bisa digolongkan sebagi kejahatan perang.
Pemerintah Moskow juga masih belum bersedia untuk mengungkap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembunuhan massal Katyn.
Saya Melihat Awal Perang Dunia...
Hanya segelintir orang yang masih bisa mengisahkan bagaimana Perang Dunia II dimulai. Mereka yang bertahan hidup menuturkan bagaimana kapal perang Jerman, Schleswig-Holstein, mulai melepaskan tembakan ke sebuah benteng Polandia di Semenanjung Westerplatte, 1 September 1939 pukul 04.47.
”Saya mengambil teleskop dan melihat ke arah kanal, ke kanan lalu ke kiri, lalu ke arah kapal yang sandar di pantai. Saat itu, saya melihat kilatan merah dan tembakan pertama menghantam gerbang,” ujar Ignacy Skowron (94).
Waktu itu, Kopral Skowron baru berusia 24 tahun. Dia adalah salah seorang dari 182 tentara Polandia yang mempertahankan depot transit militer di Westerplatte melawan sekitar 3.400 tentara Jerman.
”Saya langsung mengambil senapan mesin. Kami mendapat perintah dan mulai menyerang balik. Kapal perang itu lalu berlayar ke kanal dan mulai menembakkan meriam demi meriam ke arah kami,” kata Skowron.
Pada hari kedua, lanjut Skowron, sudah tiga serangan diluncurkan Jerman sebelum tengah hari. Tak lama kemudian, pesawat tempur mulai berdengung di atas mereka. ”Jerman mulai menjatuhkan bom. Rumah penjaga nomor lima hancur lebur. Lima tentara tewas,” ujarnya.
Para tentara Polandia berhasil bertahan selama enam hari berikutnya. Selain menghadapi tembakan, mereka juga berjuang melawan dingin, lapar, dan kantuk karena tidak tidur selama tujuh hari.
Dari 3.400 tentara Jerman, sebanyak 200-400 orang tewas. Sementara itu, dari 182 tentara Polandia, hanya 15-20 orang tewas.
Skowron ingat ketika komandan pasukan Jerman, Jenderal Friedrich Eberhardt, mengatakan kepada komandan pasukan Polandia, Mayor Sucharski, bahwa jika dia memiliki pasukan seperti tentara Polandia, dia bisa memerangi seluruh dunia.
Simbol
Tentara Polandia yang menjadi tahanan perang di Westerplatte 1939. (Foto: ww2incolor.com)
Perang Dunia II menyisakan penderitaan mendalam di Polandia. Sekitar enam juta nyawa melayang, separuh di antaranya orang Yahudi. Kendati menyakitkan, perang itu juga membangkitkan kebanggaan.
”Westerplatte adalah simbol kepahlawanan dan pertahanan Polandia yang paling penting dan paling diakui. Ini adalah pos terisolasi dengan hanya 182 tentara. Tugas mereka bertahan selama 12 jam, tetapi mereka berhasil bertahan selama tujuh hari melawan pasukan Jerman yang jumlahnya sangat besar,” kata Pawel Machcewicz, ahli sejarah Polandia.
Skowron menghadiri peringatan 70 tahun Perang Dunia II di Westerplatte. Dia dianugerahi Order Virtuti Militari, penghargaan militer tertinggi, atas jasa-jasanya.
Apakah dia merasa sebagai seorang pahlawan? ”Kita harus saling menolong. Saat teman saya berjuang, saya pun harus berjuang,” begitu jawab Skowron.
”Saya punya kenangan sedih. Kami tidak mengira bisa keluar dari sana hidup-hidup. Kami seperti burung di dalam sangkar,” kenangnya.
BBC/KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar