
10 September 2009, Balikpapan -- Kondisi pilot Letnan Satu Erwin dan co pilot Letnan Satu Saiful pesawat Nomad P-837 berangsur membaik.
“Keduanya sudah sadar dan bisa diajak komunikasi,” kata Komandan Pangkalan Laut Tarakan Kalimantan Timur, Letnan Kolonel Bambang Irwanto, Kamis (10/9).
Hasil cek kesehatan tim medis menyimpulkan tidak ada masalah kesehatan pada fisik para perwira pertama AL ini. Rumah sakit AL Tarakan hanya mengobati luka-luka luar akibat peristiwa kecelakaan pesawat ini.
Namun demikian, Bambang mengaku masih memantau perkembangan fisik kedua awak pesawat ini sebelum dikembalikan lagi pada tugas kedinasannya. Dia masih mengkhawatirkan kemungkinan adanya dampak psikologis mengganggu mental mereka.

“Tim kami masih memantau keduanya. Bila dianggap perlu perawatan lebih lanjut, mereka akan kami kirimkan ke rumah sakit AL di Surabaya,” paparnya.
Pesawat Nomad membawa tujuh penumpang, lima di antaranya tewas yakni Uhip, Yakub Kayang, Muslimin, Sri Hadi dan Fikri. Penumpang yang mengalami luka ringan yaitu teknisi pesawat Sersan Mayor Sadikin dan Muhamir.
Pesawat ini biasanya dipergunakan untuk pengintaian kawasan perbatasan blok Ambalat Tarakan Kalimantan Timur. Pangkalan TNI AL Tarakan sering memanfaatkannya untuk menjaga kedaulatan negara di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Pesawat TNI AL jenis Nomad P-837, Senin (7/9) dilaporkan jatuh di kawasan Sekatak Bengara Sungai Sukun Mentadau Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur. Saat ditemukan, bangkai pesawat Nomad dalam kondisi rusak parah dengan posisi terbalik. Pesawat intai perbatasan Malaysia ini sedang melaksanakan patroli rutin di rute Tarakan - Long Apu - Tarakan.
TEMPO Interaktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar