Gedung RRI Pontianak. (Foto: RRI Pontianak)
11 Januari 2009, Jakarta -- Setelah Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) menggalakkan program pemberdayaan masyarakat berbasis radio di daerah perbatasan, sebagai sabuk pengaman informasi, pihak TNI AD menjanjikan bantuan 800 unit radio untuk masyarakat dan prajurit yang bertugas di daerah perbatasan.
Media elektronik radio sangat penting sebagai media informasi dan komunikasi. Program LPP RRI untuk memberdayakan masyarakat perbatasan berbasis radio, perlu didukung. Karena ini TNI AD akan memberikan bantuan 800 unit radio untuk prajurit dan masyarakat di daerah perbatasan, saat dialog interaktif, Jumat (11/9) di RRI Jakarta.
Sebelum digelar dialog, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Direktur Utama LPP RRI Parni Hadi. Ruang lingkup kesepakatan bersama meliputi program pelatihan siaran dan pemberitaan, penyelenggaraan program siaran khusus TNI Angkatan Darat secara rutin di enam puluh stasiun RRI seluruh Indonesia, serta penyelenggaran bhakti sosial dan gelar budaya bersama di wilayah perbatasan atau wilayah terdepan Indonesia sebagai bagian pembinaan teritorial. Kesepakatan bersama tersebut berlaku untuk jangka waktu lima tahun.
Dalam acara dialog interaktif di RRI dengan masyarakat dan prajurit yang bertugas di perbatasan, Kasad mengatakan, kesepakatan kerjasama ini mempunyai keterkaitan erat dengan tugas Angkatan Darat. Yaitu pemberdayaan wilayah pertahanan masyarakat daerah perbatasan dengan pemberian informasi melalui siaran RRI yang berkaitan dengan bela negara dan peningkatan rasa cinta tanah air.
Dirut LPP RRI Parni Hadi mengatakan, pemberdayaan masyarakat berbasis radio dilalukan sebanyak mungkin melibatkan publik dan mitra kerja, serta insan radio yang bekerja dan mengabdi di radio swasta nasional maupun komunitas.
Program pemberdayaan masyarakat berbasis radio kami sinergikan dengan program sabuk pengamanan informasi. Ini telah diawali dengan peresmian studio produksi siaran RRI di Entikong tanggal 15 Juli lalu. Sedangkan di Marotai, Maluku Utara, telah dilakukan sejak 2006, katanya.
SURYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar