Menteri Pertahanan Malaysia Dato Seri Ahmad Zaid bin Hamidi bersama Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono di Departemen Pertahanan, Jakarta (30/6). (Foto: ANTARA/Fanny Octavianus)
7 Juli 2009, Kuala Lumpur -- Pemerintah Malaysia tetap melanjutkan komitmennya menjajaki kerja sama pembangunan industri pertahanan dengan Indonesia, walaupun muncul masalah soal perbatasan kawasan laut Ambalat dan Manohara.
"Pemerintah Malaysia tetap komitmen untuk bekerja sama pembangunan industri senjata dengan Indonesia. Terbukti, Menhan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengunjungi pabrik Pindad dan PT DI (Dirgantara Indonesia) seusai melakukan pertemuan dengan Menhan Juwono Sudarsono di Jakarta, belum lama ini," kata Atase Pertahanan KBRI Kuala Lumpur Kol TNI Sudibyo, Selasa.
Keinginan kerja sama di bidang industri senjata itu awalnya dikemukakan ketika PM Malaysia Najib Tun Razak bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta.
Walaupun ada ketegangan antara Indonesia - Malaysia terkait soal kawasan laut Ambalat dan Manohara, situasi itu tidak menyurutkan Malaysia untuk meneruskan rencana itu.
"Mengenai produksi industri pertahanan apa yang diperlukan masih belum jelas, namun Malaysia memang ingin membeli produksi industri pertahanan Indonesia sebagai bentuk kerja sama bilateral. Malaysia telah mengoperasikan pesawat CN-235 Indonesia sejak 2001," tambah dia.
Atase Pertahanan Kol Kav Sudibyo juga menjelaskan, Malaysia juga melakukan hal sama dalam sengketa wilayah dengan China di kepulauan Spratly.
"Belum lama ini ada berita-berita, pemerintah China meminta angkatan laut Malaysia untuk tidak memasuki kawasan Spratly yang diklaim masuk wilayah Malaysia. Jadi pelanggaran itu dilakukan juga oleh Malaysia kepada China yang punya persenjataan lebih maju, bukan hanya dengan Indonesia.
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar