KRI Sutedi Sena Putra. (Foto: Koarmatim)
16 Februari 2011, Jakarta (ANTARA News): Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan bahwa peningkatan kekuatan pengamanan laut Indonesia tidak bisa ditawar lagi.
"Sebagian besar atau dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut. Bahkan kawasan ASEAN sebagian besar wilayah perairannya berada di Indonesia," katanya saat memberikan kuliah kepada para mahasiswa Universitas Pertahanan di Jakarta, Rabu.
Marsetio menuturkan, dengan kondisi itu wajar apabila kepentingan nasional Indonesia bertumpu pada bidang maritim.
Tak hanya itu, lanjut dia, posisi geografis Indonesia yang berada diantara dua benua dan dua samudera, mengandung konsekuensi yang besar.
"Terdapat kepentingan banyak negara baik di Asia Pasifik maupun Eropa dan Timur Tengah karena mereka menggunakan sebagian perairan Indonesia," katanya.
Kondisi itu, lanjut Marsetio, berpotensi terjadinya benturan akibat bertemunya kepentingan negara-negara pengguna laut.
Dijelaskannya, potensi tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah yang merugikan kepentingan nasional Indonesia di laut, seperti ancaman yang diakibatkan sengketa perbatasan, gangguan keamanan dan pelanggaran hukum, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam laut yang berlebihan dalam rangka perebutan energi.
"Untuk itu, dalam rangka menjamin kepentingan nasional di laut, diperlukan pembangunan kekuatan laut (sea power) yang melibatkan semua komponen laut/maritim nasional dan itu tidak bisa ditawar-tawar lagi," kata Wakasal
Kekuatan laut Indonesia merupakan gabungan antara kekuatan TNI AL dengan kekuatan non TNI AL seperti armada perdagangan nasional, armada perikanan, industri jasa maritim dan masyarakat maritim.
"Peran kekuatan laut di Indonesia harus terus ditingkatkan, disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis dan pola ancaman yang dihadapi termasuk dampak dari globalisasi," katanya.
Sumber: ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar