Warga dibantu anggota TNI membersihkan sisa kerushan di di gereja Bethel Graha Shekinah yang dirusak massa di Temanggung, Jateng, Rabu (9/2). Kerusuhan tersebut dipicu ketidakpuasan massa dengan vonis yang dijatuhkan hakim terhadap terdakwa kasus penistaan agama Antonius Richmond Bawengan. (Foto: ANTARA/Anis Efizudin/ss/Spt/11)
14 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia (TNI) membenahi mekanisme dan sistem intelijennya untuk memaksimalkan deteksi dan pencegahan dini terhadap beragam ancaman termasuk konflik horisontal seperti di Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten, dan Temanggung, Jawa Tengah.
Ditemui ANTARA di ruang kerjanya di Mabes TNI Cilangkap, Senin, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, pembenahan ditujukan agar langkah antisipatif terhadap ancaman dapat segera dirancang serta bisa ditangani lebih dini.
"Yang penting, langkah preventive. Jangan sampai, hingga ancaman menjadi kenyataan, kita tidak siap menanganinya hingga berdampak luas," ujarnya.
Panglima TNI memaparkan, pembenahan mekanisme antara lain dengan memperkuat kemampuan intelijen di kewilayahan. Kegiatan intelijen TNI terbagi menjadi kegiatan intelijen strategis dan taktis.
Keduanya, lanjut Agus, harus dilaporkan ke Panglima TNI secara berjenjang secara vertikal oleh BAIS. "Nah, jangan sampai laporan vertikal yang berjenjang itu, justru menghambat langkah deteksi dini dan pencegahan dini," ujarnya, menambahkan.
Panglima TNI mengemukakan,"Jadi, selain melaporkan seluruh data intelijen ke Panglima TNI, secara bersamaan kegiatan intelijen taktis dapat langsung dilaporkan ke Kodim, Korem dan Pangdam untuk diantisipasi lebih dini, hingga pencegahannya pun dapat dilakukan lebih cepat,".
"Dan ketika Panglima TNI memerintahkan langkah-langkah lanjutan, jajaran teritorial sudah sangat siap," ucapnya.
Intinya, lanjut Agus, bagaimana data-data intelijen itu didapat secara cepat serta akurat dan dapat dimanfaatkan untuk setiap kegiatan operasi.
Panglima TNI mengemukakan, pembenahan mekanisme intelijen tersebut telah dikomunikasikan kepada Polri agar langkah antisipasi dapat lebih maksimal dilakukan menghadapi beragam ancaman.
"Semua itu kan dapat diramalkan. Bentuknya seperti apa, kemana arahnya. Kita hanya harus lebih siap," katanya.
Agus menilai, beragam aksi massa saat ini memiliki modus yang berbeda. Massa lebih masif, dan suatu kejadian di suatu tempat dapat memicu aksi di beberapa tempat lainnya.
"Karena itu, pembenahan mekanisme intelijen harus benar-benar dilakukan untuk memaksimalkan deteksi dini dan pencegahan dini," kata Panglima TNI.
Sumber: ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar