Pasukan khusus AL China berlatih anti pembajakan di atas dek kapal perusak Haikou DDG-171 di Sanya, ibu kota provinsi Hainan. (Foto: Xinhua)
15 Maret 2010, Jakarta -- Komando Pasukan Khusus sedang menjajaki kemungkinan mengadakan kerjasama latihan militer dengan China. Kopassus juga menunggu hasil dari lawatan ke Amerika Serikat terkait pembukaan kembali jalinan kerjasama militer dengan pasukan khusus AS yang terputus.
Hal ini disampaikan oleh Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Paulus Lodewijk kepada wartawan seusai memimpin sertijab sejumlah posisi internal Kopassus di Jakarta, Senin (15/3).
"Itu (inisiasi) sejak tahun kemarin. Sudah mulai ada tahapan-tahapan. Biasanya mulai dari Army to Army Talk lalu penandatangan Mou. Ini belum ditandatangani, tunggu initial planning dulu," kata Lodewijk.
Upaya untuk menjalin latihan militer bersama China merupakan usaha untuk menambah partner bagi Kopassus meningkatkan kemampuan sebagai pasukan elit di lingkungan TNI AD. Pernyataan ini secara implisit menegaskan bahwa Kopassus tak semata-mata menggantungkan harapan pada Amerika Serikat setelah mereka menutup akses untuk Kopassus berlatih bersama. Hal itu dilakukan sejak reformasi setelah seorang senator Amerika menuding bahwa oknum Kopassus banyak terlibat dalam pelanggaran HAM disejumlah aksi.
"Kita kesana hanya menjelaskan, masalah normalisasi atau tidak saya katakan partner kita ada yang lain. Ada beberapa negara yang latihan dengan kita. Ada singapura, Thailand, Australia, dan China. China juga kerjasama dengan kita. Kita akan kerjasama militer China," jelasnya.
Ia bersama tim dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan datang dalam forum Amerika Indonesia Talk menjelaskan reformasi internal yang dilakukan oleh Kopassus beberapa waktu lalu. Ia menegaskan jika seluruh tuduhan pelanggaran HAM yang dialamatkan ke Kopassus sudah ditangani oleh hukum Indonesia. Sehingga, tidak ada lagi prajurit yang bersalah dan belum dihukum.
"Kasus HAM kan dari Panglima TNI sudah menjelaskan tidak ada lagi. Yang terlibat sudah dihukum sesuai hukum Indonesia," tukasnya.
AS Isyaratkan Cabut Embargo Kopassus
Pasukan elite anti-teroris KOPASSUS selesai mengikuti upacara penutupan Latgab TNI-Polri di Lanud Halim Perdanakusumah, Senin (15/3). (Foto: Getty Images)
Amerika Serikat mengisyaratkan mencabut larangan pelatihan bagi prajurit Komando Pasukan Khususu TNI Angkatan Darat (Kopassus). Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso ketika dikonfirmasi di Jakarta, Senin (15/3) mengatakan positif itu kini tengah ditindaklanjuti oleh kedua negara.
"Hasilnya positif, mereka isyaratkan untuk memberikan kesempatan latihan dan pendidikan bagi prajurit Kopassus di AS," kata Djoko seusai menutup Latihan Gabungan Antiteror TNI-Polri di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Ia mengemukakan, kemungkinan pendidikan dan latihan bagi prajurit Kopassus di AS akan dimulai pada 2011. "Ya kita tunggu saja proses tindaklanjutnya," ujar Djoko.
Kopassus menjalin kerja sama pendidikan dan latihan dengan sejumlah negara seperti AS. Namun, kerja sama itu terhenti, menyusul embargo militer yang diterapkan AS terhadap Indonesia pada 1999. Bahkan setelah AS mencabut embargo militernya terhadap Indonesia pada November 2005, pelatihan dan pendidikan bagi Kopassus masih belum diberikan pihak negara Paman Sam itu.
Padahal, pascapencabutan embargo militer itu, AS telah membuka kembali kerja sama "International Military Education and Training" (IMET), "Foreign Military Sales" (FMS), "Foreign Military Financing" (FMF), maupun "Defence Export" dengan Indonesia.
Terkait itu, awal pekan bulan ini Indonesia mengirimkan tim ke AS untuk menjajaki kembali kemungkinan prajurit Kopassus kembali berlatih di AS. Tim terdiri atas unsur Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan Mabes TNI.
MEDIA INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar