Rabu, 01 Juli 2009

Rektor Univ Paramadina Anggap Indonesia Perlu Lebih Galak


2 Juli 2009, Jakarta -- ndonesia harus mampu bersikap lebih “galak” agar semakin diperhitungkan dan memiliki posisi tawar dalam pergaulan dunia internasional. “Seharusnya Indonesia bisa lebih berperan, tidak hanya menjadi ‘anak bawang’ melulu,” kata Rektor Universitas Paramadina, Dr Anies Baswedan di Jakarta, Kamis (2/6/2009).

Pernyataan itu disampaikan Anies Baswedan dalam pengantar seminar “Global Economics Crisis: Opportunities, Policy and Diplomacy Respons” yang dilaksanakan di Kampus Universitas Paramadina, Jakarta.

Dalam berbagai situasi yang terjadi, kata Anies, posisi Indonesia sering dipandang “sebelah mata” oleh negara lain, termasuk negara tetangga di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN. Ia mencontohkan, kesan kekurangwibawaan Indonesia tersebut dalam kasus tindak kekerasan yang dilakukan pemerintah junta militer di Myanmar.

Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono (kiri) mendengarkan Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan saat diskusi 'Global Economic Crisis : Opportunities, Policy, and Diplomatic' di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (2/7). Diskusi tersebut memperbincangkan tentang pentingnya peran diplomasi dalam mengatasi krisis ekonomi. (Foto: ANTARA/Rosa Panggabean/ed/ama/09)

Idealnya, sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara dan sekaligus pendiri ASEAN, Indonesia dapat menunjukkan wibawanya dan bersikap tegas terhadap Myanmar. Umpamanya, kata Anies, Indonesia dapat memberikan peringatan dengan menyatakan tidak akan berteman dengan Myanmar jika tidak mau membantu terciptanya proses demokratisasi di negaranya sendiri.

Jika Indonesia mampu bersikap demikian, maka negara-negara lain akan mengikutinya atau setidaknya menjadikan Indonesia sebagai negara yang layak diperhitungkan. Sikap itu bukan berarti Indonesia bermaksud mendikte atau ikut campur urusan negara lain tapi sebagai upaya “unjuk gigi” selaku negara penting di kawasan Asia tenggara.

“Sikap itu penting agar kita tidak selalu hanya menjadi semacam ‘olok-olok’ bagi negara lain, bahkan tetangga sendiri,” kata Anies. Namun, Anies menyatakan hal itu tidak mudah karena membutuhkan keberanian, kemampuan berkomunikasi dengan bangsa lain serta para diplomat yang mampu tampil piawai di ajang diplomasi dunia.

Seminar yang diadakan di aula Nurcholis Madjid Universitas Paramadina itu menghadirkan pembicara seperti diplomat senior Makarim Wibisono, Deputi Menko Perekonomian Mahendra Siregar, wartawan senior Sabam Siagian, anggota DPR Abdillah Thoha, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofyan Wanandi. Sedangkan pembicara kunci dalam seminar itu akan menghadirkan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono.

SURYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar