Galangan kapal Admiralty. (Foto: wikipedia)
2 Juli 2009, London -- Sebanyak 28 peserta kursus singkat XVI Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) mengadakan kunjungan kerja selama seminggu hingga 3 Juli di negeri Beruang Putih Rusia guna mencari masukan bagi kebijakan Pemerintah Indonesia di masa datang.
Koordinator fungsi politik Berlian Napitupulu dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Kamis mengatakan peserta Lemhanas langsung mendapat masukan dari Duta Besar RI untuk Federasi Rusia Hamid Awaludin mengenai sistem politik, ekonomi dan sosial budaya Federasi Rusia serta hubungan bilateral RI-Rusia.
Dubes Hamid Awaludin mengatakan Federasi Rusia merupakan negara besar yang mempunyai peran strategis yang sangat penting dalam peta politik dan perekonomian dunia karena tiga hal.
Pertama, sebagai negara terluas dan memiliki sumber daya alam yang melimpah, kedua, sebagai bangsa yang besar dan pemenang perang sejak jaman Tsar; dan ketiga, mempunyai iptek dan senjata yang handal termasuk senjata nuklir, ujarnya.
Menurut Dubes, Indonesia dan Federasi Rusia saat ini sedang meningkatkan kembali hubungan bilateral dalam segala bidang dan mengembalikan kemesraan hubungan bilateral kedua negara sebagaimana era 50-an dan 60-an.
Dalam pertemuan dengan Kementerian Kehakiman Federasi Rusia, peserta Lemhanas mendapat penjelasan mengenai peranan dan fungsi Kementerian khususnya mengenai proses penyusunan peraturan perundangan, sinkronisasi dan pengujian rancangan peraturan serta pengawasan pelaksanaan hukum agar tidak terjadi tumpang tindih.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri membekali konsep politik luar negeri Rusia tentang tata dunia yang multipolar dengan menekankan pendekatan multilateral dan kerja sama yang saling menguntungkan, tanpa kondisionalitas dan penggunaan kekerasaan.
Selain mengunjungi kementerian peserta Lemhanas juga berkunjung ke Akademi Manajemen Administrasi Kepresidenan dan Federal Service For Military Technical Cooperation serta industri strategis peralatan militer Rusia Sukhoi Company dan Rosoboronexport di Moskow, serta ke "Zvezda Company" dan Admiralty Shipyard di Saint Petersburg.
"Rasanya tidak cukup lima hari untuk mempelajari semua hal yang tidak terungkap selama ini. Karenanya kita tidak mengeluh dengan padatnya acara selama kunjungan," kata ketua rombongan Laksda Yusuf Abdullah dengan mimik yang serius.
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar