(Foto: cenderawasihpos)
13 Juli 2009, Jakarta -- Insiden penembakan yang menewaskan seorang WNI karyawan PT Freeport di Timika, Papua, kemarin, dinilai pengamat militer LIPI Jaleswari Pramowardhani sebagai suatu hal yang memiliki kemungkinan variabel luas.
Menurut dia, masyarakat tidak bisa serta merta mereduksi kasus tersebut apakah ada kaitannya dengan OPM atau hanya sekadar embel-embel jelang pengumuman hasil Pilpres 2009.
"Kita perlu berhati-hati dalam menganalisa hal ini. Bila dilihat sebab-akibat, kemungkinan variabelnya terlalu luas. Sedikit sekali informasi sehingga tidak bisa kita mengatakan ke arah sana," ungkapnya kepada okezone, Senin (13/7/2009).
Dia menjelaskan, insiden yang terjadi untuk ke sekian kalinya itu menjadi pekerjaan rumah yang patut diselesaikan pemerintah, khususnya dalam menjaga stabilitas keamanan di Papua.
Jaleswari menambahkan, PT Freeport yang menjadi salah satu objek vital negara, perlu diberikan jaminan keamanan baik dari kepolisian bahkan TNI.
"Freeport itukan sebagai objek vital nasional, sehingga keamanannya perlu diperhatikan. Ini tanggung jawab dari pihak kepolisian, kalau perlu bisa juga minta bantuan dari TNI," paparnya.
Jaleswari mengingatkan, pemerintah perlu berhati-hati dalam melihat persoalan yang satu ini, terutama menjelang pengumuman hasil pilpres.
"Tidak bisa menyimpulkan sesuatu, sebelum fakta-fakta pendukungnya jelas. Semoga saja ini tidak ada kaitannya dengan pilpres. Dan, saya harap siapapun pelakunya dapat segera ditangkap," pungkasnya.
50 Personel Tambahan dari Jakarta Dikirim ke Papua
Mabes Polri telah mengirimkan 50 personel tambahan ke Papua untuk mem-backup Polda Papua dalam rangka menangani meningkatnya gangguan keamanan di Papua.
Hingga saat ini tercatat tiga orang tewas akibat penyerangan oleh kelompok tak dikenal di wilayah PT Freeport, Timika, Papua.
Penyerangan terjadi Sabtu 11 Juli 2009 pagi saat sejumlah karyawan PT Freeport menumpang mobil di kawasan pertambangan. Akibat peristiwa itu warga Australia, bernama Drew Nicholas Grant (29) tewas.
Penyerangan juga kembali terjadi pada Minggu kemarin, saat itu mobil petugas keamanan PT Freeport dan polisi berpatroli di sekitar lokasi tambang. Insiden itu menewaskan Markus Rattealo, petugas keamanan PT Freeport. Senin ini seorang anggota polisi Polda Papua Bripda Marson Freddy Patiteikoni ditemukan tewas juga di lokasi pertambangan.
"Sudah berangkat ke sana. Ada lima puluh personel," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna epada wartawan di Mabes Polri Jakarta, Senin (13/7/2009)
Nanan Soekarna menyatakan, belum mengetahui siapa pelaku penembakan tersebut. Saat ini Polda Papua sudah meningkatkan kegiatan preventif maupun upaya penyidikan terhadap kasus itu.
"Pasti wilayah (di PT Freeport) ditingkatkan pengamanannya oleh Polda Papua," terangnya.
Keterlibatan polisi Australia menurutnya tidak akan mengambil alih tugas Polri, polisi Australia hanya hadir untuk terus mendapatkan informasi dari lapangan."Yang menyidik adalah kita (Mabes). Mungkin sifat eksistensi dan informasi itu sudah biasa.
Mengingat penyidik adalah wewenang Polri, tidak ada kepolisian lain yang boleh menyidik di sini," terangnya. (fit)
okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar