Kapal perang Indonesia berpatroli diperairan Ambalat.
9 Juni 2009, Pontianak -- Konsulat Malaysia di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) Zairi Basri menilai Blok Ambalat sebaiknya segera dikosongkan sampai disepakatinya batas wilayah oleh pihak Indonesia dan Malaysia.
Pengosongan ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman yang dapat memicu pertikaian kedua negara. "Ambalat merupakan daerah tidak bertuan. Masuknya kapal-kapal (patroli) Malaysia bukan bentuk provokasi tetapi terjadi akibat ketidakjelasan titik (batas) wilayah karena belum ada kesepakatan oleh kedua negara," kata Zairi, di Pontianak, Selasa (9/6).
Ia mengatakan, belum disepakatinya batas wilayah itu menyebabkan kedua belah pihak memiliki penafsiran sendiri terhadap tapal batas negara masing-masing. Oleh karena itu, Ia mendorong agar Indonesia dan Malaysia segera berunding guna menyepakati batas wilayah tersebut.
"Semuanya harus dirundingkan sehingga jelas di mana titik Malaysia, dimana titik Indonesia,? tegasnya.
Terkait dengan menghangatnya hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia akibat sengketa Ambalat, Zairi meminta masyarakat kedua negara tidak menanggapi masalah ini secara berlebihan dan emosional.
"Jangan ditanggapi secara emosional. Biarkan pihak-pihak yang berwenang yang menyelesaikannya,? ujarnya.
Sementara itu, aktivitas warga di perbatasan Malaysia-Indonesia di Kalbar masih berjalan normal. Konflik Ambalat sejauh ini tidak berpengaruh terhadap situasi keamanan, interaksi sosial dan hubungan dagang di kedua wilayah.
Pantauan Media Indonesia di Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Entikong, Kabupaten Sanggau, tidak terlihat adanya peningkatan pengamanan dan penjagaan oleh aparat keamanan kedua negara. Begitupula lalu lintas barang dan warga, semuanya masih dalam suasana kondusif.
"Sejak hebohnya kasus Ambalat, kedatangan warga Malaysia memang sedikit berkurang, tapi itu tidak terlalu kentara dan masih dalam batas wajar," kata petugas keamanan PPLB Entikong Hermanus Cawang.
(Media Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar