KRI Slamet Riyadi bersandar di Pelabuhan Semayang.(Foto: KaltimPost/wiji/kp)
22 Juni 2009, Balikpapan -- Aksi menerobos batas wilayah negara oleh kapal dan Malaysia boleh saja mereda, tapi pengawalan perbatasan RI di blok Ambalat, Nunukan, tetap disiagakan. Salah satunya, mengerahkan kapal perang untuk patroli di kawasan tersebut secara reguler.
KAPAL perang yang saat ini tengah bersiap menuju Ambalat adalah Kapal Republik Indonesia (KRI) Slamet Riyadi. Sejak Sabtu (21/6), kapal itu mendapat giliran berjaga di perairan utara Kaltim. Komandan KRI Slamet Riyadi Letkol Laut (P) Taat Siswo Sunarto mengatakan, ia bersama 185 awaknya akan mengawal perairan Ambalat hingga waktu yang belum ditentukan.
“Kita dapat tugas patroli dan pengawalan di Ambalat,” kata Taat, didampingi Danlanal Balikpapan Letkol Laut (P) Retarto Setyo W, ketika ditemui di atas KRI Slamet Riyadi.
Meski enggan menceritakan secara rinci misi ke perairan yang selalu diganggu negara tetangga itu, ia menyebut, KRI Slamet Riyadi berangkat didukung dengan sistem persenjataan yang lengkap. “Kapal ini didukung dengan persenjataan yang bisa mengantisipasi serangan dari bawah laut, permukaan maupun di atas permukaan laut,” jelasnya.
KRI Slamet Riyadi dengan nomor lambung 352 merupakan kapal kedua dari kapal kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI Angkatan Laut. “Kapal ini dibuat tahun 1967. Tapi sudah di-upgrade kemampuan dan persenjataannya,” tegas Taat lagi.
Dibuat tahun 1967 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI-AL pada tahun 1977-1980. Termasuk di antaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal antipesawat (sea-to-air missile/SAM) Mistral menggantikan Sea Cat.
KRI Slamet Riyadi memiliki berat 2.940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 m x 4,57 m. Ditenagai oleh turbin uap dengan 2 boiler, 2 shaft yang menghasilkan 30.000 shp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 28,5 knot.
KRI Slamet Riyadi dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern, termasuk 8 peluru kendali permukaan-ke-permukaan McDonnel Douglas RGM-84 Harpoon dengan jangkauan maksimum 130 km (70 mil laut), berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 227 kg. Empat peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 kg. Berkemampuan antipesawat udara, helikopter dan rudal. Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324 mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
KRI Slamet Riyadi diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL. Juga memiliki dek untuk pendaratan 1 helikopter anti kapal selam.
Danlanal Balikpapan Letkol Laut (P) Retarto menegaskan, selama KRI Slamet Riyadi labuh di Balikpapan, Lanal bertugas mendukung logistik kapal tersebut. “Termasuk untuk logistik persenjataan. Lanal Balikpapan juga melakukan fungsi lain misalnya refreshing, refuel dan fungsi lainnya. Kalau untuk operasionalnya, KRI ini di bawah komando gugus tempur laut timur,” tegas mantan Komandan KRI Yos Sudarso itu.
Kaltim Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar