Minggu, 02 Agustus 2009

Panser Pindad Diminati Nepal dan Malaysia

Wapres Jusuf Kalla berdialog dengan anggota TNI yang mengoperasikan Panser Anoa. Kendaraan tempur ini diperlihatkan kepada Wapres, Jakarta, Sabtu (1/8) di kediaman dinasnya. (Foto: Jawa Pos/Raka Denny)

2 Agustus 2009, Jakarta -- Panser produksi Pindad ternyata diminati negara-negara tetangga. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, sejumlah negara telah mengirim proposal untuk membeli panser buatan Bandung tersebut, diantaranya Nepal dan Malaysia.“Jadi panser ini bukan hanya digunakan untuk TNI, tapi juga akan diekspor,” ujar Jusuf Kalla ketika mencoba dua panser 6x6 merek Anoa milik Paspampres yang kemarin mulai menjaga kediaman dinas wakil presiden.Kalla mengatakan, panser tersebut diminati karena harganya lebih murah, namun kemampuannya sama dengan panser buatan Prancis. Dibandingkan panser VAB bermesin Renault buatan Prancis yang harganya USD 1,3 juta (sekitar Rp 15 miliar) per unit, panser Anoa seseparuh lebih murah, hanya Rp 7 miliar per unit. Namun, kemampuan Anoa sama persis dengan VAB, karena juga menggunakan mesin Renault, meski badannya sepenuhnya menggunakan baja produksi dalam negeri.

Kalla mengatakan, panser 6x6 yang dipajang di kediaman dinasnya kemarin dipesan khusus untuk pasukan komando. Selain untuk pengamanan, panser tersebut juga bisa digunakan untuk penyelamatan VVIP seperti wapres dan keluarganya. “Biasanya Paspampres gunakan panser (produksi) 1950-an, tak heran sering mogok. Maka diganti dengan yang ini. Di kediaman RI 1 dan RI 2 ada dua unit panser komando ini,” terang JK.Dua unit panser yang dipajang di kediaman JK kemarin adalah bagian dari 150 unit panser komando dan empat panser intai yang dipesan Departemen Pertahanan ke Pindad. Kontraknya senilai Rp 1,127 triliun. Tahun 2008 sudah didistribusikan 20 panser diantaranya ke Bali, Sidoarjo, Bandung , dan Bekasi. Sisanya dibagi ke dalam empat distribusi yakni Juni, Oktober dan Desember 2009.Karena keterbatasan produksi, Pindad belum mampu memenuhi permintaan 20 panser dari Nepal dan Malaysia. Saat ini, Pindad baru bisa memproduksi 16 unit panser per bulan.

PONTIANAK POST

Tidak ada komentar:

Posting Komentar