Selasa, 10 Mei 2011
Pangdam Mulawarman: TNI Sendirian Mengurus Perbatasan
11 Mei 2011, Balikpapan (TEMPO Interaktif): Panglima Komando Daerah Militer VI Mulawarman, Mayor Jenderal Tan Aspan, menyatakan hingga saat ini hanya TNI yang benar-benar mengurusi perbatasan antara Kalimantan dan Malaysia. TNI tidak hanya menjalankan tugas pengamanan perbatasan, tapi bahkan menjadi tenaga pengajar di sekolah-sekolah perbatasan.
"Saya bicara fakta. Diperbatasan, prajurit saya juga mengajar dan jadi guru di sekolah," kata Tan Aspan, Rabu, 11 Mei 2011. "Tetapi, tugas utama kami tetap menjaga kedaulatan negara."
Sekolah-sekolah itu pun, menurut Tan Aspan, biasanya merupakan hasil swadaya antara prajurit TNI dengan masyarakat setempat. Kodam Mulawarman menyediakan tenaga pembangunan fisik sekolah, sedangkan masyarakat menyiapkan perlengkapannya.
Pos TNI di perbatasan tak bisa mengelak dari peran ganda. Mereka menjalankan fungsi sebagai pusat pendidikan hingga kesehatan bagi masyarakat setempat. Alhasil, tentara mau tak mau harus bisa menjadi guru, dokter, atau perawat. Salah satu contohnay di wilayah perbatasan Sungai Ular Sebatik Nunukan Kalimantan Timur yang tidak memiliki fasilitas kesehatan dan sekolah. Masyarakat terpaksa menyeberang ke Pulau Nunukan untuk memperoleh pengobatan hingga pendidikan.
Kodam Mulawarman mengiriman 650 personil untuk mengamankan wilayah perbatasan di Kalimantan. Pasukan ini berasal dari kesatuan Batalyon Infanteri (Yonif) 631 Nunukan dan Batalyon 611 Awang Long Samarinda.
Tan Aspan mempertanyakan kinerja pemerintah daerah serta sejumlah kementerian yang semestinya turut mengurusi permasalahan perbatasan negara. TNI bisa menjadi alternatif back up bantuan penanganan infrastruktur perbatasan. "Saya tahu banyak kementerian yang punya program untuk perbatasan. Jadi, mari kita sinergikan agar rakyat merasakan adanya NKRI," kata Tan lebih lanjut.
Kodam VI/Mlw Siap Membuka Jalan di Perbatasan RI – Malaysia
Pangdam VI/Mlw Mayjen TNI Tan Aspan selaku Pangkolakops Pam Perbatasan melakukan kunjungan kerja selama 2 hari di Krayan pada (Kamis, 5/5/2011) dan Nunukan (Jumat, 6/5/2011). Hal ini di maksudkan untuk memastikan kondisi para prajurit yang bertugas di daerah perbatasan dan memberikan mereka suport agar tetap bersemangat. Di samping itu untuk mengecek sarana dan prasarana serta kendala teknis di lapangan.
Warga Kecamatan Krayan di perbatasan RI-Malaysia, meminta kepada Pemerintah Daerah agar memberikan perhatian kepada mereka, tentang akses jalan yang menjadi kebutuhan mendesak untuk segera dipenuhi guna mengatasi keterisolasian mereka selama ini. Hal tersebut disampaikan warga kepada Panglima Kodam VI/Mlw Mayjen TNI Tan Aspan.
Sementara warga Kabupaten Nunukan juga menyampaikan hal senada. Kemudian Pangdam /Mlw beserta rombongan mengunjungi Pos Perbatasan Siemanggaris serta Pos Perbatasan Sungai Ular. Menyikapi sarana dan prasarana yang tersedia di pos pengamanan perbatasan, Pangdam VI/Mlw menyampaikan sementara ini tidak ada hambatan, buktinya tugas Pam Perbatasan dapat dilaksanakan dengan baik.
Pada prinsipnya Kodam VI/Mlw siap membuka jalan-jalan di daerah terisolir, khususnya di kawasan perbatasan Republik Indonesia-Malaysia. Pembukaan jalan dimaksud bisa dilakukan melalui program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD). Panglima Kodam VI/Mlw Mayjen TNI Tan Aspan mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, mengenai kesiapan Kodam VI/Mlw membangun jalan-jalan di perbatasan. Dengan TMMD biaya pembangunan dapat lebih efisien. Selama ini Kodam VI/Mlw selalu berupaya mensinkronisasikan programnya dengan pemerintah daerah, khususnya program untuk membantu pembangunan jalan di perbatasan. Rencana, Juni nanti Kodam VI/Mlw akan mengadakan TMMD.
Sumber: TEMPO Interaktif/Kodam VI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar