Presiden SBY bersama dengan anggota Satga Merah Putih ketika bersilaturahmi dengan Satgas Merah Putih di Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (22/5) siang. (Foto:anung/presidensby.info)
22 Mei 2011, Jakarta (Presidenri.go.id): Jakarta: Sejak awal pemerintah sudah menyiapkan operasi militer untuk membebaskan kapal MV Sinar Kudus, namun kerahasiaan operasi semacam ini harus dijaga. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan hal ini dalam sambutannya ketika bersilaturahmi dengan anggota Satgas Merah Putih di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (22/5) siang.
"Saya menahan diri selama 2 bulan untuk tidak memberikan penjelasan yang tidak perlu karena saya tidak ingin prajurit-prajurit yang sedang mengemban tugas, jiwa dan raganya terkorbankan," Presiden menjelaskan.
Operasi pembebasan semacam ini memerlukan kerahasiaan dan pelaksanaannya memerlukan kecepatan dan pendadakan. Sejak mendapat laporan hari pertama pembajakan dari Menko Polhukam, Panglima TNI, para menteri terkait, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), pemerintah langsung bekerja. Memang banyak yg harus dipertimbangkan, seperti jarak Indonesia-Somalia yang mencapai 4000 mil laut dan persoalan logistiknya.
Perairan Somalia memang rawan pembajakan. Saat ini banyak kapal yang dibajak dan dibiarkan teronggok karena tak dapat dibawa kembali. Beberapa operasi penyelamatan juga memakan korban. Satgas Merah Putih sendiri berhasil tanpa memakan korban dari Indonesia.
Presiden SBY memutuskan untuk mengirim 800 personel TNI yang terdiri atas Kopassus, Denjaka, dan Marinir, dan melengkapi mereka dengan perlengkapan untuk kontak darat. Hal ini karena ada kemungkinan para perompak akan memanggil bantuan dari darat.
Pemerintah Somalia pun sudah dikontak soal kemungkinan kita mengirim pasukan ke darat untuk mengejar perompak jika diperlukan. "Indonesia tidak memusihi Somalia, tetapi Indonesia tidak bisa terima kelakuan perompak-perompak Somalia," SBY menegaskan.
Sementara jajaran TNI pun juga melakukan koordinasi dengan gugus tugas-gugus tugas internasional yang berada di perairan Somalia. Satgas ini sendiri berangkat dari Indonesia pada 23 Maret atau 5 hari setelah Presiden memimpin rapat pertama membahas pembebasan ini.
Sumber: Presiden RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar