Dari kiri Menteri Energi Brunei Darussalam YB Pehin Datu Singamanteri Col (Rtd) Dato Seri Paduka Hj Moh. Yasmin bin H. Umar, Menhan Kamboja General Tea Banh, Menhan Laos Douangchay Phichith, Menhan Malaysia Dato' Seri Ahmad Zaahid bin Hamidi, Menhan Myanmar Jenderal Hla Min, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro, Sekretaris Pertahanan Nasional Filipina Hon. Voltaire T. Gazmin, Second Minister for Defence Ng Eng Hen, Menhan Thailand General Prawit Wongsuwon, Menhan Vietnam General Phung Quang Thanh, dan Deputi Sekjen Politik dan Keamanan Sekretariat ASEAN Sayakane Sisouvong berpose saat pertemuan ASEAN Defence Ministers Meeting di Balai Sidang Jakarta, Kamis (19/5). Rapat tersebut antara lain membahas isi-isu keamanan non-tradisional seperti terorisme, perompakan, dan imigran gelap serta penguatan keamanan kawasan ASEAN. (Foto: ANTARA/Andika Wahyu/ed/mes/11)
20 Mei 2011, Jakarta (Jurnas): Para Menteri Pertahanan Se-ASEAN menyepakati untuk mengalokasikan anggaran sekitar US$ 25 miliar untuk membangun industri pertahanan di ASEAN. Demikian dikatakan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro di Kantor Presiden, Jumat (20/5) usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama para menteri Pertahanan Se-ASEAN.
Menurut Purnomo, terkait kerja sama industri pertahanan, para Menteri Pertahanan Se-ASEAN bersepakat untuk memaksimalkan membangun industri pertahanan. Negara-negara di ASEAN memang berbeda-beda tingkatan industri pertahanannya, namun ada kesamaan pendapat tentang perlunya memaksimalkan untuk membangun industri pertahanannya. “Kalau kita lihat tiap tahun US$ 25 miliar budget pertahanan untuk pembelian Alutsista di ASEAN. Kebanyakan dibeli dari negara-negara di luar ASEAN,” katanya.
Prinsip kita, lanjut Purnomo, bagaimana setiap tahun US$ 25 miliar bisa dimanfaatkan untuk industri pertahanan ASEAN. Kalau ini bisa, hasilnya akan luar biasa sekali. “Tapi kita juga menyadari 10 negara ASEAN tingkat industri pertahanannya berbeda-beda. Jadi kita akan lakukan bagaimana caranya nanti untuk mereka berkembang. Sementara mereka belum berkembang. Tentu ada negara-negara ASEAN yang sudah mampu membangun industri pertahanannya, itu yang mesti ada suatu kolaborasi,” kata Purnomo.
Sumber: Jurnas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar