Minggu, 07 Maret 2010
Soal Teroris di Aceh, TNI Tunggu Polri Minta Bantuan
08 Maret 2010, Jakarta -- Baku tembak antara antara polisi dengan kelompok bersenjata yang diduga teroris, di Aceh Besar, sudah berlangsung dua pekan. Namun, hingga kini, Tentara Nasional Indonesia belum menurunkan pasukannya untuk membantu kepolisian
"Markas Besar Kepolisian belum meminta bantuan kepada Markas Besar TNI untuk menangani kelompok bersenjata di Aceh itu," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Madya Sagom Tamboen, saat dihubungi Tempo, Senin (8/3) , “TNI baru bisa turun bila Polri meminta, saat ini kami hanya bisa menunggu saja.”
Sebelumnya, pengamat terorisme Dyno Cressbon mengatakan bahwa kelompok bersenjata di Aceh Besar itu memiliki kaitan dengan jaringan teroris Noordin M Top. Pemimpin mereka saat ini adalah Anjengan Jaja, yang kini berada di Kepulauan Zolo, Filipina Selatan. Menurut Dyno, kelompok ini diduga mendapat pasokan senjata dari Filipina Selatan dan Thailand Selatan.
Mengenai dugaan adanya keterkaitan kelompok ini dengan negara tetangga tersebut, Sagom menyatakan bahwa TNI Angkatan Laut telah berkoordinasi dengan angkatan laut Malaysia, Singapura, dan Thailand, untuk mengawasi perairan Selat Malaka. “Kalau mereka berkaitan dengan negara tetangga, jangan-jangan kelompok ini masuk ke Sumatera melalui perairan,” kata nya.
Pengawasan di Selat Malaka, Sagom melanjutkan, merupakan bantuan sementara dari TNI kepada kepolisian untuk menghalau mobilitas kelompok bersenjata itu. “Kami siap membantu Polri, tapi semoga polisi bisa menangani kelompok bersenjata ini tanpa bantuan TNI,” katanya.
TEMPO Interaktif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar