2 April 2009, Sebatik -- Sejumlah anggota Korps Marinir dengan kapal angkatan laut (KAL) milik Lanal Nunukan, tiba di Dermaga Binalawan, Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltim, Kamis (2/4) sore. Anggota Marinir tersebut sebagai pasukan pengganti Satgas Ambalat di Pulau Sebatik, yang merupakan pulau terluar Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia, Korps Marinir TNI AL akan menambah lima Pos Pengamanan Perbatasan baru (Sei Bajo, Sei Taiwan, Balansiku, Tembaring dan Bambangan) untuk memperkuat pertahanan dan pengamanan demi keutuhan dan kedaulatan NKRI di sekitar perairan Blok Ambalat. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/hm/hp/09)
3 Mei 2009 -- Pelanggaran wilayah oleh kapal perang milik Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) masih terjadi. Kemarin (2/6) kapal Malaysia kembali melanggar batas wilayah.
Menurut Lettu Nursalim, pilot pesawat Nomad P834 TNI-AL, kapal patroli Malaysia, KD Baung, kembali memasuki perairan Indonesia kemarin sekitar pukul 10.00 di titik koordinat 04 05 LU dan 118 09 BT hingga sejauh 2 mil. ''Itu menurut peta udara yang kami pegang,'' kata Nursalim kepada Radar Tarakan (Jawa Pos Group).
Saat berpapasan itu, pesawat Nomad tidak dapat berkomunikasi. Pilot Nomad lantas meminta bantuan KRI Suluh Pari yang kebetulan berada posisi terdekat dengan KD Baung. ''Kapal Malaysia terus diawasi sampai masuk Tawao,'' ujarnya. Nursalim mengungkapkan, haluan kapal Malaysia itu memang sedang menuju ke perairan Tawao. ''Mungkin mereka berlayar biasa,'' tambahnya.
Komandan Gugus Tempur TNI-AL (Guspurla) Armatim Laksamana Pertama TNI R.M. Harahap mengatakan, situasi di Ambalat saat ini masih biasa dan tidak menonjol. Meski begitu, pihaknya terus melakukan pengawasan di laut. ''Memang hari ini (kemarin, Red) ada kontak, tapi masih dalam jarak wajar. Kita tetap membayangi supaya jangan terlalu jauh masuk wilayah kita,'' katanya.
Dia menuturkan, meski kapal Malaysia beberapa kali memasuki wilayah Indonesia tanpa izin, TNI-AL tak akan menambah personel di lapangan, termasuk di Sebatik. ''Tetap dengan jumlah yang kita miliki sekarang (130 personel dengan 6 KRI),'' tuturnya.
Malaysia juga dilaporkan mengirim pasukan ke perbatasan dengan Indonesia. Warga di Pulau Sebatik menuturkan, Malaysia mengirim pasukan dengan cara menyamarkannya sebagai warga sipil. Negeri jiran itu mengedrop pasukan di Wallace Bay, di sekitar Kampung Begusong. Wallace Bay adalah nama yang diberikan pemerintah Malaysia pada wilayah daratannya yang satu pulau dengan Sebatik.
Menurut warga, ''pendatang baru'' di Wallace Bay itu memberikan pelatihan ilmu bela diri kepada penduduk di perkampungan tersebut.
Komandan Kompi Marinir Satgas Ambalat IX di Sebatik Kapten (Mar) Budi Santoso mengaku pernah mendengar hal itu dari penduduk. Namun, dia belum memastikan apakah orang-orang itu tentara Malaysia. ''Saat ini kami menindaklanjuti informasi itu,'' katanya. Penyelidikan dilakukan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan tindakan yang justru menimbulkan konflik lain.
(Jawa Pos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar