Sabtu, 01 Agustus 2009

Tenaga Penyuluh Perbatasan Dibentuk

Pos Jaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan. (Foto: penataanperbatasan.blogspot.com)

1 Agustus 2009, Nunukan -- Letak Kabupaten Nunukan yang bersebelahan dengan negara tetangga, Malaysia, berimbas pada kesenjangan sosial. Sebab taraf hidup masyarakat negeri jiran itu dinilai lebih sejahtera ketimbang rakyat Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Kasmir Foret saat membuka pembentukan tenaga Penyuluh Sosial Partisipatif (PSP), garapan Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Depsos, beberapa waktu lalu.

Dikatakan, jika kesenjangan sosial ini tidak mendapatkan perhatian serius, terutama dari pemerintah pusat, bukan tidak mungkin akan mengancaman integritas kebangsaan yang diawali dengan lemahnya semangat nasionalisme masyarakat, menjadi ancaman serius bagi keutuhan bersama.

“Belum lagi jika kita mencermati kesenjangan sosial antara pembangunan di pusat dan di daerah,” ujarnya.

Meskin demikian, ia memberi apresiasi terhadap pembentukan kader penyuluh sosial di masyarakat sebagai upaya untuk menjalin komunikasi, menyampaikan informasi yang akurat dan benar tentang kebijakan dan pembangunan yang tengah dijalankan pemerintah. “Sehingga masyarakat bisa memahami posisi dan komitmen pemerintah, untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Kader penyuluh sosial tersebut, diharapkan tidak hanya menjadi simbol tapi mampu menjadi pendorong, motivator, inisiator, dan melakukan mediasi terhadap berbagai permasalahan, terutama kesejahteraan sosial di masyarakat. Sehingga keberadaan kader akan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.

Kader yang terpilih, tambahnya, harus mendapatkan pembekalan yang cukup tentang wawasan kebangsaan, potret permasalahan sosial dan alternatif pemecahannya, serta membangun kemandirian masyarakat menghadapi tantangan global.

“Saya yakin, jika kita mampu mengurangi kesenjangan dengan meningkatkan derajat kesejahteraan sosial masyarakat di perbatasan, pasti semangat nasionalisme akan meningkat,” jelasnya.

Selain itu, terjadinya komitmen yang kokoh dan integritas kebangsaan masyarakat. Bahkan ke depannya, dengan semakin berkembangnya daerah, ekonomi yang tumbuh dengan mapan, kondisi keamanan yang kondusif dan demokrasi yang semakin sehat, serta SDM yang semakin kompetitif dan berdaya saing, akan menjadikan Nunukan lebih maju dan mampu menjadi yang terdepan dalam persaingan global.

Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans Nunukan H Supardi Darmin menuturkan, pembentukan tenaga penyuluh sosial ini merupakan kali kedua, setelah kegiatan sama dilakukan tahun lalu.

“Mereka akan melanjutkan melakukan penyuluhan mengenai kesejahteraan sosial kepada masyarakat,” imbuhnya.

Dengan adanya pembentukan tenaga penyuluh sosial ini, diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam kesejahteraan sosial.

“Selama ini ‘kan pemerintah pusat hanya berjanji-janji saja. Sekarang inilah realisasinya. Narasumber dari Puspensos langsung yang memberikan materi,” tandasnya.

Pemberntukan tenaga penyuluh sosial daerah perbatasan di Nunukan yang dilaksanakan pada 27-31 Juli, diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari masing-masing 15 orang dari Nunukan dan Sebatik, serta 6 orang pendamping dari Dinas Sosial Nunukan.

KALTIM POST

Tidak ada komentar:

Posting Komentar