Jumat, 30 Desember 2011

Filosofi Kepemiminan 3 Kerajaan di The Battle Of Red Cliff (Battle of Chibi)


Pada jaman dahulu tahun 208 A.D di musim panas dinasty Han yang dibonekai oleh Cao Cao melakukan kampanye ke daerah selatan untuk penaklukan negara Wu yang diperintah oleh klan Sun yang merupakan bangsawan dan adipati di daerah selatan dan keluarga kerajaan Han (paman kaisar) yaitu Liu Bei. Klan Sun saat ini dikepalai oleh Sun Quan sebagai adipati muda.

Cao-cao yang merupakan perdana menteri menganggap bahwa ancaman dari klan Sun dan Liu Bei merupakan ancaman serius dalam pemerintahannya terhadap dinasty Han. Kaisar yang telah menjadi boneka Cao cao dalam menggerakkan dan menggunakan kekuatan dinasty Han ternyata sangat lemah. Melihat kondisi ini maka Zhuge Liang yang merupakan penasehat militer dari Liu Bei mengusulkan pendirian pondasi 3 Kerajaan dengan langkah awal menjalin persekutuan dengan Klan Sun untuk bertahan dari kampanye ke daerah selatan yang dilakukan oleh Cao cao.

Dalam panggung peperangan kali ini terlihat bagaimana seni dari berperang yang diperlihatkan oleh Zhou Yu yang merupakan penasehat perang dari negara Wu, Zhuge Liang sebagai penasehat perang negara awal Shu yang diperintah oleh Liu Bei dan Cao cao sendiri yang nantinya akan mendirikan cikal bakal negara Wei kelak.

Disini tidak akan dibahas bagaimana alur cerita dari The Battle of Redcliff akan tetapi disini akan dibahas bagaimana tiap karakter yang diceritakan di film ini menggunakan perencanaan taktik perang yang sangat rapi, matang, penuh tipu muslihat, dan bervisi serta menunjukkan karakter kepemimpinan yang memiliki tipe yang berbeda beda, saling berpadu, heroik hingga membentuk cerita epik yang bertahan hingga abad sekarang.
akan tetapi sebelumnya akan dijelaskan 3 karakter yang menjadi sosok sentral dalam perang kali ini.

Zhuge Liang atau biasa disebut Kong Ming atau juga disebut naga tidur merupakan penasehat perang terbaik di masa tiga kerajaan. Zhuge Liang terkenal dengan kemampuannya dalam membaca alam, pintar, dan sering kali ia menggunakan taktik perang yang didukung oleh alam sehingga dengan prajurit yang terbatas manpower akan menjadi lebih efektif dan efisien dalam berperang. Sehingga sosoknya menjadi sangat vital bagi negara Shu yang dipimpin oleh Liu Bei. Pencetus Ide pendirian 3 kerajaan untuk menjaga kestabilan negara Han dari rezim Cao cao. Hingga di saat saat terakhir Zhou Yu merasa bahwa musuh yang paling berbahaya adalah Zhuge Liang.

Zhou Yu adalah penasehat perang yang telah dipercaya 3 generasi klan Sun semenjak diperintah oleh Sun Jian hingga Sun Quan. Zhou Yu merupakan tipikal penasehat perang yang taktis dan sangat menguasai taktik perang di perairan. Zhou yu juga merangkap sebagai komandan perang. Ia memiliki kemampuan dalam menggerakkan perasaan prajurit hingga menaikkan moral mereka. Tipe lainnya adalah observer yang mana ia akan menguji kemampuan bawahan dan teman yang menjadi sekutunya hingga ia yakin dan akan terus menjaga keyakinannya. Hal ini bisa dijabarkan dengan beberapa hal:

1. Peristiwa pencurian kerbau penduduk oleh prajuritnya. Prajurit yang mencuri kerbau itu berada di batalionnya Gan Xian dengan ciri kaki yang terkena lumpur akan tetapi Zhou Yu tidak langsung menghukum prajurit tersebut justru ia membela prajurit tersebut dengan menyuruh prajurit lain menginjak lumpur agar tanda tersamarkan. Gan Xian sebagai pemimpin batalion melihat hal tersebut akhirnya sadar dan meminta maaf langsung kepada petani yang dicuri sapinya hingga membuat para prajurit terharu karena kesalahan prajurit biasa ditanggung oleh jenderal mereka. Hal inilah yang membuat moral prajurit menjadi lebih percaya kepada pemimpin mereka membela mereka. (filosofi pemimpin membela bawahan bukan langsung menyalahkan karena kesalahan bawahan bisa saja karena kesalahan pemimpin dalam mendidiknya).



1. Kedatangan Zhuge Liang dan cara membaca seni perang, taktik, dan musik (untuk melihat kemampuan teman yang akan dijadikan partner terlebih dahulu kita harus melihat kapasitasnya)
2. Kunjungan ke Camp Liu Bei ( Melihat karakter teman lebih dekat akan sangat membantu dan menambah kepercayaan )
3. Inti filosofi seni memimpin adalah kepercayaan kepada rekan dan bawahan.

Cao cao merupakan perdana menteri dan jenderal utama dari negara Han. Ia adalah pemimpin yang memiliki segalanya, kepintaran dan seni berperang, dukungan politik dan militer, hingga pengalaman perang yang sangat banyak dengan catatan rekor tidak pernah terkalahkan. Tetapi, ketamakan akan kekuasaan yang menjadikan ia jatuh menjadi pemimpin yang dibenci. Seni berperangnya setingkat Zhou Yu dan Zhuge Liang akan tetapi terkadang ia ceroboh terutama pada godaan Wanita yang merupakan sumber peperangan kali ini.

Di film ini kita akan disuguhkan bagaimana seni berperang sangat berkaitan erat dengan proses perencanaan dimana sebelum berperang masing masing pihak saling menganalisis SWOT (strength, Weakness, Treath dan Opportunity dari masing-masing pihak) faktor geomorfologi pegunugan dan perairan dijadikan landasan analisis fisik dasar dan infrastruktur apa yang menunjang dalam perang seperti kapal perang di area yang dominan perairan.

Pihak aliansi Wu-Shu telah lebih dahulu berbasis di area tebing merah sebelah timur yang telah turun temurun dijadikan benteng alam akan tetapi Cao cao juga bisa membaca dengan menjadikan tebing merah di sebelah barat sebagai benteng alam juga. Sayangnya analisis Cao cao kurang komprehensif sehingga ia tidak mempertimbangkan faktor skenario terburuk dalam perang karena ia belum pernah terkalahkan sekalipun sehingga ia lupa bahwa tebing di sisi barat tidak memiliki area untuk melarikan diri kearah barat.

Pada awalnya Cao cao sangat diuntungkan dengan bergabungnya panglima lokal (laksamana) yang menyediakan, dan membangun angkatan laut Cao cao akan tetapi karena perencanaan terstruktur, rapi dan sangat rahasia oleh Zhou Yu dan Zhuge Liang yang menyebabkan Cao cao membunuh laksamananya sendiri (karena kurangnya kepercayaan Cao cao yang juga telah membaca bahwa banyak panglima pendukungnya yang kurang loyal).

Faktor lain yaitu perencanaan Demografi atau Manpower. Cao cao yang memiliki manpower/ prajurit yang banyak sebenarnya sangat beruntung dan menjadi nilai tambahnya. Ia menjaga moral prajuritnya dengan janji janji berupa pembebasan pajak selama 3 tahun, penaikan pangkat, dan kemenangan. Cao cao untungnya juga merupakan motivator yang baik sehingga moral prajuritnya tetap terjaga walaupun tidak diuntungkan secara geografis (prajurit Cao cao tidak terbiasa berperang diatas perairan) sedangkan pihak Wu dan Shu yang sangat dipercaya oleh Manpower/ prajuritnya memiliki kekurangan dari segi jumlah dibandingkan pasukan Cao cao tetapi lebih merata di bidang kemampuan dimana dalam perang di wilayah perairan di isi oleh pasukan dari Wu dan dalam perang di wilayah darat di isi oleh pasukan Shu.

Faktor iklim dan hidrologi sangat dibutuhkan terutama dalam bersiasat dimana sebenarnya Cao cao telah dapat membaca iklim saat itu sangat membantunya terutama dalam perang besar dengan menggunakan api akan tetapi ia masih kurang pengetahuan terhadap iklim dan hidrologi dibandingkan Zhuge Liang sehingga justru di saat yang tepat malah menjadi kekuatan pembantu pasukan aliansi.

Proses perencanaan berikutnya adalah urutan aplikasi atau kata mudahnya urutan taktik yang akan dijalankan

Dimana di pertempuran darat yang pertama pasukan aliansi memakai formasi perang kura kura darat dan di kubu Cao cao mengirim pasukan frontline kavaliernya yang terkenal.

Di pertempuran berikutnya Cao cao mengirimkan penyakit ke kubu pasukan aliansi dengan sangat tidak manusiawi dan dibalas dengan tipu muslihat pengambilan panah oleh Zhuge Liang yang dibutuhkan di perang puncak sebagai alat pelontar api dan muslihat pembunuhan Laksamana perang di kubu Cao cao sebagai penurun moral pasukan Cao cao.

Di pertempuran berikutnya (pamuncak) yang menjadi kekalahan Cao cao adalah keterlambatan dalam penyerangan.

- Front line kapal yang membawa api dan peledak api untuk menghancurkan naval army Cao cao.

- Penghancuran benteng 3 sisi (3 mata angin) oleh pasukan Shu

- Penghancuran benteng utama oleh kekuata 3 aliansi yang didukung oleh alat modifikasi seperti minyak ikan dan Crossbow pengganti panah untuk menghadapi pasukan berkuda Cao cao yang sangat terkenal dan berpengalaman.

Kalau dilihat sebenarnya kemenangan akan berada di pihak Cao cao yang memiliki manpower yang banyak dan strategi Cao cao di perang pemuncak akan tetapi karena perencanaan yang matang oleh 2 penasehat perang pasukan aliansi yang menyebabkan kekalah Cao cao.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar