MBT T-80UD produksi KMDB, Ukraina. (Image: KMDB)
28 Maret 2012, Jakarta: Pemerintah Indonesia dan Ukraina sepakat untuk menjalin kerja sama di bidang pertahanan. Kesepakatan kerja sama itu dibahas dalam pertemuan bilateral antara Presiden Yudhoyono dan Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych di sela-sela pelaksanaan KTT Keamanan Nuklir di Seoul, Korea Selatan, Selasa (27/3) waktu setempat. "Ukraina memiliki industri pertahanan yang cukup matang, jadi perlu menjalin kerja sama. Tapi semua tetap dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasional dan peraturan yang ada," kata Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa di sela mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan di Seoul, Korea Selatan, Rabu (28/3).
Marty menjelaskan, dalam setiap kerja sama pertahanan, Indonesia tidak hanya ingin melakukan jual beli alat, namun juga menjamin keberlangsungan kerja sama teknologi dan industri pertahanan.
Pada hari yang sama, Presiden Yudhoyono juga menggelar pertemuan bilateral dengan Deputi Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg. Kemudian juga digelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Pakistan, Yousaf Raza Gilani.
Menurut Marty, Indonesia dan Pakistan memperkuat kerja sama di berbagai bidang, antara lain bidang perdagangan yang kini mencapai US$1,1 miliar dolar AS dan bidang pemberantasan terorisme.
Selain itu, kedua negara juga mempererat kerja sama dalam kerangka Organisasi Kerja sama Islam (dulu Organisasi Konferensi Islam).
Pertemuan bilateral berikutnya adalah antara Presiden Yudhoyono dan Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg. "Yang sangat menonjol adalah kerja sama di bidang lingkungan hidup, terutama 'climate change'," papar Marty.
Norwegia adalah mitra Indonesia dalam pelaksanaan program pengurangan emisi gas rumah kaca dari deforestasi hutan (REDD+).
Kemudian, SBY juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Denmark, Helle Thorning Schmidt.
Sumber: Jurnas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar