Kamis, 15 September 2011

Jika Industri Pertahanan Nasional Belum Sepenuhnya Mampu Harus Dikejar Dengan Kolaborasi Negara Lain

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro (kanan) berjabat tangan dengan Menhan Serbia Dragan Sutanovac (kiri) usai penandatanganan kerjasama bidang pertahanan, Jakarta, Selasa (13/9). Kerjasama tersebut meliputi bidang pertahanan meliputi kebijakan strategi, logistik, pendidikan dan pelatihan, serta industri pertahanan. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/Koz/nz/11)

15 September 2011, Jakarta (DMC): Dalam rangka untuk memodernisasi peralatan pertahanan bagi TNI, pemerintah menetapkan kebijakannya yang sangat strategis untuk mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada negara-negara lain. Selain itu secara simultan, industri pertahanan nasional saat ini tengah didorong untuk terus meningkatkan kualitas produksi untuk peralatan pertahanan dan kemampuan untuk meningkatkan daya saing.

Meski pemerintah telah berkomitmen dan berupaya untuk memberdayakan Industri pertahanan dalam negeri baik Badan Usaha Milik Pemerintah ataupun Swasta, jika didalam pelaksanaannya belum sepenuhnya mampu, harus dikejar melalui kolaborasi, produksi dan pengembangan bersama negara lain.

Hal tersebut diungkapkan Sekjen Kemhan RI, Marsdya TNI Eris Heriyanto saat membuka Lokakarya Kerjasama Pertahanan RI dan Pemerintah Republik Serbia, Kamis (15/9) di Kantor Kemhan RI.



Selain dihadiri oleh Menteri Pertahanan Republik Serbia Dragan Sutanovac beserta delegasinya, lokakarya Kerjasama Pertahanan kedua negara ini juga di isi dengan presentasi Direktur Eksekutif Persenjataan dan Peralatan Pertahanan Perusahaan YUGOIMPORT – SDPR J.P. Industri Pertahanan Republik Serbia, Nenad Miloradovic, Ph.D.

Sehubungan dengan hal tersebut dengan adanya lokakarya kerjasama pertahanan ini, Sekjen berpendapat merupakan forum diskusi untuk membahas beberapa peluang kerjasama bidang industri pertahanan antara Indonesia dan Republik Serbia juga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam membangun industri pertahanan Indonesia di masa depan.

Menurut Sekjen, dipahami bahwa teknologi dan kualitas industri pertahanan Serbia telah sesuai dengan standar internasional NATO. Hal ini terbukti secara teknis kemampuan industri pertahanan Serbia memiliki keuntungan dan kualitas dalam hal persenjataan, amunisi ringan, peralatan individu, mesin senjata, kapal patroli cepat dan beberapa lainnya yang diakui oleh banyak negara.

Namun, Sekjen menuturkan seluruh potensi kerjasama dengan beberapa negara akan tetap dipelajari dan disesuaikan dengan kebutuhan serta postur pertahanan TNI. “ Pihak Indonesia akan membuka peluang kerjasama jika didalamnya terdapat kemungkinan program Transfer of Tecnology, dan Joint Production,” Ujar, Marsdya TNI Eris Heriyanto.

Sumber: Kemhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar