Rabu, 28 April 2010

KRI Dewaruci Menembus Perairan Somalia


26 April 2010, Jeddah -- Usai melaksanakan misi diplomasi di India KRI. Dewaruci, melanjutkan perjalanannya menuju Jeddah, Arab Saudi sebagai negara tujuan selanjutnya. Selesai melaksanakan shalat Jumat di Masjid Agung ‘Sultan Qaboos bin Said’ Kota Salalah, pukul 16.00. KRI Dewaruci, bertolak meninggalkan pelabuhan Mina Raysut. Kecepatan angin 20 knot dari arah dermaga, turut mengantar KRI Dewaruci keluar alur dengan mulus.

Peran pemanduanpun menjadi singkat dan tidak perlu sampai ke buoy terluar, karena Letnan Satu Hadi sebagai Perwira Navigasi sudah mampu memandu kapal untuk keluar dari alur. Ketika KRI Dewaruci mulai memasuki peraiaran Somalia, seluruh prajurit mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi, dibawah komando Perwira Pelaksana (Palaksa) Mayor Laut Widyatmoko, memasang benteng perlindungan dari kantong-kantong pasir, prajuritpun siap dengan senjata laras panjang AK -47 di tangan.

Perairan Somalia merupakan perairan yang sangat berbahaya bagi pelayaran, karena sudah begitu banyaknya peristiwa pembajakan dan perompakan yang terjadi di peraiaran itu. Oleh karena itu KRI Dewaruci siap untuk menghadapi situasi terburuk sekalipun. Untuk itu Kapten Didik siswinardi sebagai perwira senjata terjun langsung untuk memimpin menangani ancaman dan pengamanan senjata dari bajak laut dan perompak Somalia itu.

Dikawal 7 kapal perang Asing Dua kapal Angkatan Laut Rusia ‘Pechenga’ dan ‘MB 19’ yang merapat di belakang KRI Dewaruci di Salalah, turut bertolak untuk mengawal KRI Dewaruci. Awak kapal Rusia yang sempat mendatangi kapal dan protes dengan bendera Spirit of Pirates yang terus berkibar sepanjang hari itu. “Bagaimana kami mau mengamankan anda, jika kapal anda sendiri secara tidak langsung mengakui keberadaan mereka?.

Setelah mendapatkan penjelasan tentang asal mula bendera dan artinya menggunakan bahasa Rusia oleh Kolonel Achmad Riad, Atase Pertahanan Indonesia, maka mereka mulai mengerti. Ditambah lagi penjelasan dari Komandan KRI Dewaruci, bahwa kapal ini pernah singgah di Vladivostok tahun 2004, sehingga penjelasan itu membuat suana lebih cair dan menjadi lebih akrab. Bahkan selalu menjadi latar belakang berfoto sebelum dan setelah pesiar.

Kapal perang Rusia ‘Pechenga’ mirip tanker dengan warna lambung abu-abu kehijauan. Sedangkan ‘MB 19’ mirip kapal tunda. Sekilas kedua kapal dari Armada Pasifik Rusia tersebut tidak terlihat seperti kapal perang. Namun keduanya dilengkapi dengan kesenjataan hingga kaliber 40 mm. Jumlah awak kapalnya banyak, lazimnya kapal perang. Diperkirakan membawa 80 orang pelaut dan 1 peleton marinir dari markasnya di Vladivostok.

Tugas utamanya mensuplai logistik dan personel kepada kapal-kapal AL Rusia yang berada di Teluk Aden. Memasuki Teluk Aden, semua kapal direkomendasikan untuk melewati alur yang sudah dibuat oleh Combined Maritime Forces. Rute yang disebut International Recommended Transit Corridor (IRTC) ini menjadi perlintasan yang diamankan oleh pasukan gabungan.

Keluar dari IRTC, resiko diluar tanggung jawab pasukan gabungan. Dengan kecepatan 7-8 knot, KRI Dewaruci melaju gagah memasuki IRTC di antara kapal-kapal tanker yang bergerak ke arah Timur atau Barat berkecepatan 20-24 knot.

Meski demikian untuk menjaga keamanan sendiri, banyak terlihat kapal yang memancarkan air di buritan. Terkadang terlihat seperti air panas, karena terlihat asap setelah air menyentuh permukaan laut. Menjelang senja, KRI Dewaruci melaksanakan Peran Jaga Perang, Penjagaan setingkat Siaga 2 ini melibatkan setengah kekuatan personel dan akan menempati penjagaan setiap 6 jam sekali.

Sebuah kapal perang yang diketahui bernama USS San Antonio LPD-17 sempat menanyakan identitas Dewaruci, dan selanjutnya kapal AL Amerika Serikat tersebut memberikan respek sesama AL, menyarankan agar terus standby di channel radio komunikasi yang sudah diatur, serta mendengar laporan situasi alur setiap jam. Juga apabila keadaan bersifat darurat (emergency), dapat mnghubungi kapal-kapal AL mancanegara yang ada di perairan Aden ini.

Kapal keempat adalah kapal tempur AL Rusia, pada Minggu dinihari kapal telah bertolak lebih awal, sehingga tidak sempat difoto. Namun melalui komunikasi diketahui bernama ‘Pyotr Veliky-099’ (foto: Jane’s Fighting Ship 2006). Usai melakukan komunikasi kapal tersebut langsung mengadakan peran penggelapan. Limnos F-451 dari AL Yunani menjadi kapal kelima yang dijumpai. Mereka bangga setelah diinformasikan bahwa KRI Dewaruci akan singgah di dua kota Yunani, Volos dan Lavrion dalam rangka Lomba dan Festival kapal layar tiang tinggi.

Kapal frigate tersebut tidak berani mendekat dan hanya memantau dari jarak 5 NM. Sama dengan kapal AL India INS Brahmaputra F-31 senang sekali bertemu dengan sesama negara Asia, apalagi hubungan AL Indonesia dan India sangat baik, salah satunya melalui kerjasama bilateral melalui Operasi Indindo. (Limnos F-451, Yunani (kiri), Brahmaputra, India (kanan) Berbeda dengan USS Carney DDG-64 yang menjadi kapal ke tujuh atau terakhir, destroyer AL Amerika ini bahkan membalas penghormatan lambung dari KRI Dewaruci pada jarak 300 yard, serta mengadakan komunikasi lewat operator.

Komunikasi yang terjalin lewat operator itu diantaranya berbunyi Bon Voyage yang dari suaranya bisa dipastikan seorang korps wanita yang berada di kapal itu, kepada kapal legendaris Indonesia yang sesaat lagi akan keluar dari IRTC menuju Laut Merah. Selama dua hari melewati perairan Somalia, semangat awak kapal berlipat ganda.

Di samping membayangkan seramnya pembajak dan perompak, juga sejuknya suasana batin menjelang tiba di Jeddah. Ka’bah kiblat seluruh umat Muslim sudah dipelupuk mata. Sungguh tak terbayangkan bila benar-benar ini kenyataan, dan bukan sekedar mimpi yang akan terhapus dengan sebuah lengkingan peluit bangun pagi. Dalam suasana batin yang mendua, prajurit menyiapkan diri secara fisik dan mental, untuk mengikuti latihan beladiri untuk menjaga kebugaran tubuh seperti tae kwon do, pencak silat.

Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Suharto yang juga, pemegang sabuk hitam karate turut membagi ilmu dalam teknik melumpuhkan orang. Matahari yang hangat di pagi hari dan angin semilir di tengah laut yang tenang membuat suasana lebih indah dan nyaman. Siang harinya dimanfaatkan untuk latihan manasik umrah yang langsung dipimpin perwira rohani Mayor Achmad Fauzan. Labbaikallahumma labbaik... Pukul 09.00 waktu setempat (13.00 Wib), KRI Dewaruci bersandar di Pelabuhan Jeddah diterima dengan parade kehormatan langsung oleh Konsul Jenderal R.I Jeddah Bpk. Zakaria Anshar didampingi Atase Pertahanan Kolonel Kav Achmad Riad, S.Ip beserta staf KJRI Jeddah. juga terlihat beberapa siswa SMA Indonesia yang hadir mengunjungi kapal. Ahlan Wasahlan. Labbaikallahumma labbaik, Labbaika lasyarikalakalabbaik, dan 70 awak kapal muslim bersiap untuk umrah.

Penarmatim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar