7 Maret 2007, Semarang -- Heli latih Hughes C300 HL 4098 milik Penerbangan TNI-AD (Penerbad) yang dipiloti Mayor CPN Agus Suprayogi dengan awaknya, Letda CPN Ryan Akhmad, Sabtu (7/3) pukul 07.30 WIB, jatuh areal tambak Desa Tapak, Kecamatan Tugurejo, Semarang Barat.
Mayor CPB Agus Suprayogi dan Letda Ryan Akhmad dari Satuan Latihan Terbang Pusdik Penerbad mengalami luka-luka yang semula dirawat di RS Tugurejo akhirnya dipindahkan ke Rumas Sakit Tentara (RST) dr Sutomo Semarang.
Agus Suprayogi mengalami luka di bagian kepala, sedangkan Ryan mengalami luka-luka ringan.
Seorang perwira Penerbad menyebutkan, heli tersebut berangkat dari Bandara Ahmad Yani dalam rangka latihan rutin.
Mayor CPB Agus Suprayogi dan Letda Ryan Akhmad dari Satuan Latihan Terbang Pusdik Penerbad mengalami luka-luka yang semula dirawat di RS Tugurejo akhirnya dipindahkan ke Rumas Sakit Tentara (RST) dr Sutomo Semarang.
Agus Suprayogi mengalami luka di bagian kepala, sedangkan Ryan mengalami luka-luka ringan.
Seorang perwira Penerbad menyebutkan, heli tersebut berangkat dari Bandara Ahmad Yani dalam rangka latihan rutin.
Dua penduduk setempat, Suwondo (42) dan Sunarso (52), mengatakan, heli terbang dari arah barat dengan ketinggian sekitar 52 meter dan tiba-tiba baling-baling heli tersebut berhenti berputar dan langsung jatuh ke areal tambak milik penduduk setempat.
Pendaratan Helikopter Nahas Sesuai Prosedur
Wakil Komandan Satuan Latihan Terbang Pusdik Penerbad Letkol CPN Yudiono mengatakan, pendaratan yang dilakukan pilot Mayor CPN Agus Suprayogi dengan awak Letda CPN Ryan Akhmad sudah sesuai prosedur.
"Apa yang dilakukan pilot sudah benar dan sesuai dengan prosedur karena tidak ada tanah datar yang ada di lokasi kejadian sehingga mereka memilih areal tambak sebagai tempat pendaratan helinya," katanya di Semarang, Sabtu (7/3).
Rangka dan mesin heli jenis Hughes itu dipretheli agar mudah dievakuasi. (Foto: Detiknews)
Ketika ditanya soal baling-baling yang berhenti seperti yang dituturkan warga yang melihat jatuhnya heli tersebut, dia mengatakan, kalau baling-baling berhenti jelas tidak mungkin.
Bagian-bagian heli dipotong. Hanya tangki bahan bakar yang masih utuh (Foto: Detiknews)
"Saat mesin matipun masih ada auto rotasi dari baling-baling tersebut sehingga tidak mungkin baling-baling itu berhenti," tegasnya.
Ketika ditanya bahwa mesin heli tersebut sudah tua (buatan 1982), ia mengatakan, meskipun sudah tua tetapi perawatan terhadap mesin heli dilakukan secara rutin. "Pengecekan terhadap mesin heli dilakukan secara rutin termasuk over haul," katanya.
Saat ini proses evakuasi terhadap bangkai heli tersebut masih berlangsung dengan memotong heli tersebut menggunakan gergaji mesin. Proses pemotongan dilakukan untuk mengambil mesin heli tersebut. (edit @mediaindonesia)
Panglima TNI: Heli yang Mendarat Darurat di Semarang Masih Layak Terbang
Bagian-bagian heli dibawa dengan mengendarai truk.(Foto: Detiknews)
7 Maret 2009, Solo -- Sebuah helikopter milik TNI AD jatuh di areal pertambakan di Semarang, Jawa Tengah. Namun berdasarkan data tekhnis yang ada, pesawat tersebut dinyatakan masih layak terbang.
"Pesawat tersebut masih layak terbang," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Bandara Adi Sumarmo, Solo, Sabtu (7/3/2009).
Djoko juga mengatakan heli tersebut tidak jatuh. Menurutnya, heli tersebut melakukan pendaratan darurat karena mengalami kerusakan mesin.
"Penyebab kerusakan mesinnya masih diselidiki," tegas Djoko.(detiknews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar