Senin, 23 Maret 2009

Simulasi Pembebasan Bupati Karanganyar Oleh Grup-2 Kopassus

Prajurit dari Grup-2 Kopassus melaksanakan Simulasi Pembebasan Sandera di Kantor Bupati Karanganyar, Jateng, Senin (23/3). Simulasi dengan target pembebasan sandera pejabat daerah tersebut ditujukan sebagai ajang latihan bagi prajurit Kopassus dalam menghadapi situasi darurat, terutama jelang pelaksanaan Pemilu. (Foto: ANTARA/Andika Betha/ama/09)

23 Maret 2009, Karanganyar -- Suasana di Ruang Podang VIP Sekreatriat Daerah (Setda) Karanganyar Senin (23/3) pagi, tiba-tiba dikejutkan dengan suara tembakan dan bom.

Sementara itu, sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar, yang tengah menggelar rapat rutin pun sontak kaget. Namun selanjutnya, hanya bisa diam dengan kepala tertunduk.

PEMBEBASAN SANDERA-Prajurit Grup-2 Kopassus Kandang Menjangan melakukan simulasi pembebasan sandera di Kantor Kabupaten Karanganyar, Senin (23/3). Simulasi dilengkapi ledakan bom dan pengamanan sandera menggunakan helikopter. (Foto: Espos/Agoes Rudianto)

Suara baling-baling helikopter pun gemuruh membuat bising halaman Setda Karanganyar. Suara tembakan dan bom yang kian menjadi itu rupanya berasal dari Pasukan Antiteror Grup 2 Kopasus Kandang Menjangan, yang siap melakukan pengamanan terhadap aksi teror sejumlah kawanan yang menyelundup masuk ke ruang rapat.

Rupanya Bupati Karanganyar, Rina Iriani ditawan. Dalam proses pengamanan itu, sempat terjadi baku tembak. Bupati Rina tiba-tiba keluar dengan mendapat pengawalan ketat dari Pasukan Antiteror tersebut.

Ia segera diamankan dengan pesawat helikopter.


Dalam waktu kurang lebih sepuluh menit, pasukan berseragam hijau itu, dengan sergap menyelamatkan Bupati.

Di mana dalam acara yang dikemas dalam bentuk simulasi pengamanan terhadap aksi teror tersebut, Bupati digantikan Kabag Pembangunan saat hendak dinaikkan ke helikopter.

Ya, simulasi tersebut, menurut Bupati menjadi salah satu bentuk langkah yang sangat penting terutama menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).

“Menjelang Pemilu seperti ini, sistem pengamanan baik jika dilakukan sejak dini. Siap atau tidak siap, semua aparatur Negara wajib menjadi kekuatan dalam menjaga keamanan,” tutur Bupati kepada wartawan seusai simulasi.

Ia mengatakan, sempat kaget saat memimpin rapat rutin tersebut, tiba-tiba ada suara tembakan dan bom. Ketika itu, sudah ada tiga teroris, yang memaksanya menghentikan jalannya rapat.

“Begitu pula dengan pejabat lain. Tapi mereka hanya bisa diam. Saya sendiri takut, meski hanya simulasi.” (SoloPos)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar