Ketua Satuan Kerja Anti Korupsi (SKAK), Bob R.Randilawe (kIri), dan Sekjen SKAK-FRI, Arief Suhaemi (kanan), saat menyampaikan keterangan tentang penolakan pembelian Alutsista di Jakarta, Senin (11/7). SKAK-FRI menolak rencana pembelian Alat Utama Sistem Persenjataan (ALutsista), TNI/Polri dari Belarusia. (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/ss/ama/11)
11 Juli 2011, Jakarta (MICOM): Pemerintah hingga kini belum memiliki rencana untuk membeli alat utama sistem senjata (alutsista) dari Belarusia.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Hartind Asrin mengatakan Indonesia tidak akan gegabah membeli alutsista dari negara yang sedang mengalami kesulitan dalam konetks perekonomian.
Saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Senin (11/7), Hartind mengatakan saat ini pemerintah RI baru memiliki perjanjian pembelian alutsista dari beberapa negara, seperti Korea Selatan, Prancis, dan Amerika Serikat (AS).
"Belarusia itu tidak terkenal sekarang. Tidak mungkinlah kami beli ke sana," tutur Hartind via sambungan telepon.
Menurut Hartind, hingga saat ini pemerintah belum memiliki catatan pembelian alutsista ke Belarusia seperti yang dituduhkan Forum Renovasi Indonesia (FRI).
Pada bagian lain, sambung dia, pemerintah dan DPR belum menentukan item-item pada rencana pembelian alutsista untuk alokasi 2012.
"Kalau item saja belum, bagaimana mungkin sudah ada negaranya? Itu kan masih harus proses tender terlebih dulu," imbuh dia.
Sumber: MICOM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar