Wayang kulit purwa adalah kesenian tradisional yang dimiliki Cirebon. Kata purwa (pertama) dipakai untuk membedakan wayang jenis ini dengan wayang kulit yang lainnya. Selain wayang purwa ada juga wayang wahyu, wayang sadat, wayang gedhog, wayang kancil, wayang pancasila, dam sebagainya.
Purwa berarti awal, wayang purwa diperkirakan mempunyai umur yang paling tua diantara wayang kulit lainnya. Kemungkinan mengenai berita adanya wayang kulit purwa dapat dilihat dari adanya prasasti abad ke-11 pada zaman pemerintahan Erlangga.
Wayang purwa sendiri biasanya menggunakan cerita Ramayana dan Mahabarata, sedangkan jika sudah merambah ke cerita Panji Biasanya disajikan dengan wayang gedhong. Wayang kulit purwa sendiri terdiri atas beberapa gaya atau gagrak, ada gagrak Kasunanan, Mangkunegaran, Ngayogjakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cerbon, dan sebagainya.
Wayang kulit purwa biasanya terbuat dari bahan kulit kerbau yang ditatah, diberi warna sesuai dengan kaidah pulasan wayang pedalangan. Selanjutnya diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
Ketika zaman Wali Songo menyebarkan agama Islam, wayang purwa juga dijadikan medianya. Seperti Sunan Kalijaga (Raden Mahmud syadid) berhasil memanfaatkan wayang purwa untuk menyebarkan dakwah atau tuntunan moral.
Ada dua jenis gamelan yang digunakan dalam pagelaran wayang kulit purwa, gamelan pelog (gaya kidulan) dan gamelan prawa (gaya loran).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar