Sabtu, 14 Maret 2009

Sarang Pesawat Pengebom Rusia di Kuba dan Venezuela

Gambar Artis Tupolev TU-160 Blackjack


15 Maret 2009, Moskwa -- Rusia kemungkinan dapat menempatkan beberapa pesawat pengebom strategisnya di Kuba atau di sebuah pulau yang ditawarkan oleh Pemerintah Venezuela. Menurut pengamat militer independen AS, Alexander Golts, pernyataan militer Rusia tersebut merupakan gertakan balas dendam setelah kapal-kapal perang AS berpatroli di Laut Hitam yang dekat dengan Georgia.

Menurut Pejabat Angkatan Udara Rusia, Mayor Jenderal Anatoly Zhikharev, Presiden Venezuela Hugo Chavez telah menawarkan satu pulau lengkap dengan fasilitas yang dapat digunakan sebagai pangkalan sementara pesawat pengebom strategis. Zhikharev menjelaskan pemakaian pulau Venezuela untuk pangkalan pesawat pengebom Rusia itu akan berlaku apabila telah dicapai keputusan politik.

Pejabat kepresidenan dan Departemen Pertahanan Venezuela menolak untuk memberikan tanggapan atas pernyataan Zhikharev itu. Pejabat Pemerintah Kuba juga belum memberikan tanggapannya mengenai hal ini.

"Kami tak memberikan komentar kepada hal yang sifatnya masih berupa pengandaian," kata Mike Hammer, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS. Sementara pejabat Kremlin, Alexei Pavlov, menerangkan, militer Rusia masih membicarakan kemungkinan teknis penempatan pesawat pengebom di Venezuela dan Rusia.

Pembom TU-160 Blackjack mampu membawa 12 rudal nuklir KH-55 atau rudal jelajah konvensional KH-555 atau 24 rudal nuklir jarak pendek KH-15 (Foto: milavia.net)

Venezuela dan Kuba, yang selama ini dikenal sebagai musuh AS, telah menjalin kedekatan hubungan di bidang energi dan politik bersama Rusia. Rusia melanjutkan patroli pesawat pengebom berjarak jauh pada 2007 setelah operasinya vakum selama 15 tahun.

Venezuela mengizinkan 2 pesawat pengebom Rusia Tu-160 yang berada dalam program pelatihan untuk singgah di wilayahnya, September tahun lalu. Hal itu berlanjut dengan misi pasukan Venezuela yang bergabung dengan kapal perang Rusia untuk mengikuti latihan perang di wilayah Karibia.

Kuba tidak pernah secara resmi digunakan sebagai pangkalan pesawat tempur Rusia walaupun pesawat pengebom berjarak pendek Soviet kerap kali singgah di kawasan negara itu selama Perang Dingin. Analis militer, Golts, menerangkan, penempatan pesawat pengebom Rusia di Venezuela atau Kuba sama sekali tidak menimbulkan ancaman militer.

"Pesawat pengebom tak memerlukan pangkalan apa pun," kata Golts. Golts menerangkan, pesawat pengebom strategis mampu mencapai wilayah serangan dari Rusia hingga AS tanpa perlu mengadakan persinggahan.(Kompas)

Rusia Tertarik Gunakan Lanud Milik Kuba

TU-160 Blackjack ditenagai empat mesin Trud/Samara NK-32 (Foto: milavia.net)

14 Maret 2009, Moskow -- Rusia menunjukkan ketertarikannya menggunakan lapangan terbang Kuba selama misi patroli yang dilakukan pengebom-pengebom strategisnya. Demikian dilaporkan agensi berita Rusia, Interfax.

"Ada empat atau lima lapangan terbang di Kuba dengan panjang 4.000 meter yang pas untuk kami," ujar Major Jenderal Anatoly Zhikharev kepada Intefax.

Zhikkharev, yang adalah Kepala Staf Angkatan Udara Rusia, mengatakan, "Jika dua kepala negara menunjukkan niat politik yang sama, kami siap terbang ke sana.

"Zhikharev juga menyatakan bahwa Presiden Venezuela, Hugo Chavez menawarkan sebuah landasarn terbang militer di Pulau La Orchila sebagai markas sementara untuk pengebom strategis Rusia.

"Jika keputusan politik yang relevan dibuat, ini sangat mungkin dibuat," ujarnya, seperti dikutip Interfax. Zhikharev mengatakan, pernah mengunjungi La Orchila di tahun 2008 dan menegaskan, dengan sedikit perbaikan, landasan terbang milik markas angkatan laut lokal dapat digunakan untuk pengebom strategis Rusia.

Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar