5 Maret 2009, Surabaya -- Sebanyak lima kapal perang RI (KRI) di jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) terlibat dalam Operasi Trisila 2009 yang dilepas Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono di Surabaya, Kamis.
Kelima kapal perang itu adalah, KRI Multatuli-561 sebagai kapal markas didukung KRI Keris-624, KRI Ajak-653, KRI Tjiptadi-881 dan KRI Lambung Mangkurat-874, serta satu pesawat Nomad dan satu helikopter.
Pangarmatim dalam sambutannya mengatakan, operasi untuk patroli keamanan laut di perairan timur Indonesia itu akan berlangsung hingga Mei 2009 itu. Satuan tugas itu juga akan melaksanakan latihan tempur laut.
"Pada masa mendatang ancamanan yang dihadapi di laut sangat kompleks dan bisa memicu timbulnya berbagai pelanggaran kedaulatan dan hukum di laut," kata laksamana berbintang dua itu.
Ia mengemukakan, penegakan kedaulatan dan hukum di kawasan timur Indonesia merupakan tanggung jawab Koarmatim bersama komponen aparatur negara lainnya.
"Operasi Trisila ini merupakan wujud nyata tanggung jawab Koarmatim dalam melaksanakan tugas pokok yang diamanahkan oleh negara dan bangsa," ujarnya.
Untuk latihan tempur laut, katanya, hal itu ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan unsur dan profesionalisme prajurit. Kapal-kapal tersebut akan melakukan sejumlah manuver tempur laut disela-sela melakukan operasi keamanan.
Pangarmatim mengingatkan kepada seluruh prajuritnya agar dalam melaksanakan tugas dapat menindak tegas segala bentuk pelanggaran di laut sesuai dengan aturan yang berlaku, baik secara hukum nasional maupun internasional.(antarajatim)
Kelima kapal perang itu adalah, KRI Multatuli-561 sebagai kapal markas didukung KRI Keris-624, KRI Ajak-653, KRI Tjiptadi-881 dan KRI Lambung Mangkurat-874, serta satu pesawat Nomad dan satu helikopter.
Pangarmatim dalam sambutannya mengatakan, operasi untuk patroli keamanan laut di perairan timur Indonesia itu akan berlangsung hingga Mei 2009 itu. Satuan tugas itu juga akan melaksanakan latihan tempur laut.
"Pada masa mendatang ancamanan yang dihadapi di laut sangat kompleks dan bisa memicu timbulnya berbagai pelanggaran kedaulatan dan hukum di laut," kata laksamana berbintang dua itu.
Ia mengemukakan, penegakan kedaulatan dan hukum di kawasan timur Indonesia merupakan tanggung jawab Koarmatim bersama komponen aparatur negara lainnya.
"Operasi Trisila ini merupakan wujud nyata tanggung jawab Koarmatim dalam melaksanakan tugas pokok yang diamanahkan oleh negara dan bangsa," ujarnya.
Untuk latihan tempur laut, katanya, hal itu ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan unsur dan profesionalisme prajurit. Kapal-kapal tersebut akan melakukan sejumlah manuver tempur laut disela-sela melakukan operasi keamanan.
Pangarmatim mengingatkan kepada seluruh prajuritnya agar dalam melaksanakan tugas dapat menindak tegas segala bentuk pelanggaran di laut sesuai dengan aturan yang berlaku, baik secara hukum nasional maupun internasional.(antarajatim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar