Senin, 26 Januari 2009

KRI Teluk Cendrawasih 533 Bertolak Ke Surabaya



27 Januari 2009, Setelah singgah empat hari di Ambon, KRI Teluk Cendrawasih-533 Jumat (22/1) bertolak menuju Surabaya. Kapal perang Class Frosh dengan komandan kapal Mayor Laut (P) Baharudin Anwar ini, setelah mengisi bahan bakar kapal terlihat sibuk menyiapkan kapal untuk lepas dari dermaga.

Kesibukan kapal yang akan bertolak dapat dilihat dari beberapa aktivitas para Anak Buah Kapal (ABK). Mulai dari komandan, palaksa, sampai prajurit lainnya sibuk menyiapkan kapal akan lepas dari dermaga. Sayup-sayup terdengar suara dari anjungan kapal, ”Peran persiapan kapal berlayar dan bertempur..., peran persiapan kapal berlayar dan bertempur. Tidak lama kemudian terdengar suara lagi. ”Peran muka belakang.....peran muka belakang, anggota yang bertugas menempati posnya masing-masing”. Kemudian pelan-pelan kapal pun mulai lepas dermaga, dan siap untuk berlayar menuju Surabaya.

Baik anggota Satgas maupun ABK (Anak Buah Kapal) tidak terasa bahwa pelayaran yang telah ditempuh selama ini sudah hampir sebulan. Sejak tolak dari Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya tanggal 2 Januari hingga kini sudah 20 hari para ABK dan personel Satgas meninggalkan kampung halaman. Ditambah pelayaran dari Ambon ke Surabaya 3 hari, jadi total selurunya 23 hari.

Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa KRI Teluk Cendrawasih-533 dan KRI Teluk Sampit-515 bertolak ke Merauke dalam rangka mendukung pelaksanaan peresmian Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XI. Misi yang diemban, yaitu membawa personel Satgas peresmian, personel upacara serta sarana dan prasarana termasuk kendaraan bermotor yang harus diperlukan di Lantamal XI Merauke. Pangkalan tersebut diresmikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, SH.

Hari itu masih terasa pagi, ketika kapal semakin menjauhi dermaga semua personel yang on board di kapal samar-samar masih memandang keindahan kota Ambon. Sebuah kota menawan yang seakan terbelah dua pulau, dan hamparan laut yang jernih berada di tengah-tengahnya. Sungguh menajubkan memang. Kebesaran Tuhan tiada dua nya. Namun ketika kapal selesai dari peran pemanduan dan menuju laut lepas, baru sadar ingatan ini kembali lagi ke rumah. Sebuah penantian panjang, bagi setiap orang yang telah lama meninggalkan keluarganya. (tnial.mil.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar