Rabu, 01 Februari 2012
Latihan Pembebasan Sandera Jarak Jauh
1 Februari 2012, Jakarta: Tiga buah pesawat angkut berat Hercules C-130 menderam dalam kegelapan malam di landasan bandara Halim Perdanakusuma. Dari dalam pesawat berlompatan sejumlah 91 personel dalam seragam gelap anti-teror dan segera menyebar sesuai taktik strategi penanggulangan teror. Mereka hendak membebaskan sandera di tiga tempat lingkungan bandara yang telah dikuasai teroris yaitu dua ruang tunggu bandara dan dalam kabin sebuah pesawat yang telah dibajak.
Guna menjaga kerahasiaan dalam melaksanakan operasi pembebasan sandera, maka anggota pasukan khusus anti teror Trimatra TNI melakukan penyusupan (infiltrasi) dalam kegelapan malam melalui udara dengan terjun bebas malam (night free Fall), sementara sisanya didaratkan secara ”Air Landed” (Pendaratan Menggunakan Peawat).
Air Landed dengan tiga buah pesawat Hercules C-130 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, ketiganya membawa pasukan khusus tiga matra TNI yaitu 32 personil dari Satuan-81 Kopassus TNI AD, 22 personil dari Denjaka TNI AL dan 59 personil Denbravo 90’ Paskhas TNI AU yang dilengkapi dengan kendaraan khusus roda dua roda empat serta peralatan pendukung operasi lainnya dengan persenjataan lengkap, Sniper, Anjing Pelacak (satwa) dan kendaraan penjinak Bom (Jihandak) Milik Detasemen Bravo 90’ Paskhas.
Seluruh rangkaian kegiatan latihan berlangsung senyap dan cepat seluruh teroris dapat dilumpuhkan secara cepat , walaupun ada jatuhnya korban luka-luka dan jiwa yang dialami beberapa sandera namun pertolongan dari tim medis dan kesehatan yang telah disiapkan dapat dengan mudah memberikan pertolongan dan dilarikan kerumah sakit terdekat.
Kegiatan yang dinamakan latihan pendahuluan Penanggulan Teror (Gultor) TNI Tri Matra VI telah dibuka secara resmi tanggal 30 Januari 2012,l difokuskan dalam perencanaan dan pelaksanaan keputusan serta langkah-langkah yang diambil serta prosedur yang diterapkan guna melumpuhkan teroris dengan meminimalisir jatuhnya korban jiwa sandera, personel anti teror dan masyarakat sipil.
Latihan pendahuluan tersebut disaksikan langsung Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Hambali Hanafiah, Dankorpaskhas Marsekal Muda TNI Amarullah selaku direktur latihan (Dirlat), Danjen Kopasus, pejabat TNI dan seluruh Staf Komando Latihan serta dikendalikan langsung oleh Kawasdal Latihan Kolonel Psk Rollan DG. Waha.
Latihan Penanggulangan teror ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan operasi TNI, meningkatkan integrasi dan keterpaduan antara tiga satuan Gultor Tri Matra TNI dalam satu kesatuan komando. Keikutsertaan TNI dalam penanggulangan teror karena terorisme tidak hanya menyangkut masalah keamanan dan ketertiban masyarakat, namun juga menyangkut masalah yang lebih besar terkait masalah kedaulatan dan masalah keamanan nasional karena terkait langsung kepentingan nasional bangsa kita. Dalam situasi tertentu seperti tindakan teror seperti situasi penyanderaan dengan contoh pada lokasi di Luar negeri, didaerah terpencil dalam hutan rimba atau di lautan bebas serta di daerah perang, maka sudah jelas penanggulangan teror menjadi tugas dan tanggung jawab TNI.
Latihan Penanggulangan Teror TNI Tri Matra VI telah dibuka secara resmi oleh Asisten Operasi TNI, Mayjen TNI Hambali Hanafiah pada hari Senin, tanggal 30 Januari 2012, dengan diawali dengan berbagai kegiatan Penataran Pelaku, penataran Pendukung (Kolat) di markas Komando Korpaskhas, Bandung, Jawa Barat, Bandung. Diharapkan latihan Gultor ini bisa digunakan untuk merevisi doktrin operasi khusus, sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Tujuannya mewujudkan konsep strategis penangkalan dan penindakan terhadap situasi kontijensi yang mungkin terjadi.
Sumber: Dispenau
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar